Manado (ANTARA News) - Korban meninggal akibat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, bertambah dua orang, sementara dua warga masih dinyatakan hilang.

"Selain korban jiwa, 209 rumah rusak akibat bencana tersebut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Kamis.

Dia mengatakan, upaya penanganan darurat akibat banjir, longsor, gelombang pasang dan cuaca ekstrem masih dilakukan di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Tercatat sebanyak enam kecamatan terkena bencana pada 21 Juni 2016 yaitu Kecamatan Tahuna, Tahuna Barat, Tahuna Timur, Manganitu, Kendahe, Tamako, Manganitu Selatan dan Tatoareng).

Diperkirakan total kerugian yang ditimbulkan akibat bencana tersebut senilai Rp57 miliar, katanya.

Kerugian meliputi 44 rumah rusak berat, 116 rusak sedang, dan 49 rusak ringan, dua jembatan dan jalan sepanjang satu kilometer rusak sehingga menyebabkan lima kampung dan tiga kecamatan terisolasi.

Sementara itu, sarana pendidikan dan fasilitas umum yang rusak sebanyak tujuh unit dan kerusakan perkebunan dan pertanian diperkirakan sepuluh hektare.

Jumlah warga mengungsi, jelas dia, sebanyak 610 jiwa yang ditampung di dua lokasi yaitu gereja Imanuel dan SD Kolongan Beha.

"Pendataan dampak bencana masih dilakukan," katanya.

Sebelumnya, jumlah korban meninggal akibat bencana banjir dan longsor di Kabupaten Kepulauan Sangihe sebanyak tiga orang, satu orang lainnya dinyatakan hilang.

Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016