Jakarta (ANTARA News) - Keputusan Inggris untuk hengkang dari keanggotaan Uni Eropa juga menjadi perbincangan hangat para pelajar Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Inggris.

Hal ini karena memicu sejumlah kekhawatiran.

"Ramai banget diskusi karena banyak yang penasaran apakah imbasnya langsung terasa seperti perubahan kurs rupiah ke poundsterling," kata Okky Irmanita saat dihubungi ANTARA News dari Jakarta, Jumat.

Okky merupakan salah satu mahasiswa Indonesia yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa jurusan MSc Media Management di University of Glasgow.

Menurut Okky, uang beasiswa ditransfer dalam bentuk poundsterling.

"Di tabungan kami ada sejumlah poundsterling untuk biaya hidup di sini. Kebetulan kemarin saya ada transaksi, kurs masih 19.799 sekarang sudah 18.100. Sudah jatuh banget nilai poundsterling dari kemarin, otomatis nilai uang di tabungan kami jatuh juga" jelas penerima beasiswa LPDP itu.

"Padahal waktu mau berangkat ke sini pada September 2015 lalu saya tukar rupiah ke poundsterling itu kena Rp22.000/poundsterling," tambahnya.

Selain itu, lanjut Okky, adanya kekhawatiran biaya kebutuhan hidup yang akan melesat.

Baca Juga : Brexit referendum : Inggris akan tinggalkan Uni Eropa

"Khawatir apa-apa naik misal harga-harga komoditas di supermarket karena ketergantungan ke Uni Eropa untuk beberapa komoditas. Misal, buah-buahan impor dari Spanyol, keju dari Belanda, dan pasta dari Italia," tuturnya.

Sementara itu, Cory Fadila yang saat ini menempuh pendidikan di International Accounting and Finance di University Birmingham berharap dengan mundurnya Inggris dari Uni Eropa bisa memberi berdampak pada biaya pendidikan di negara tersebut.

"Saat ini biaya pendidikan buat pelajar dari Uni Eropa itu hanya setengahnya anak-anak internasional. Jadi, semoga nanti yang biaya anak UE dinaikkan, sedangkan yang biaya anak-anak internasional bisa diturunkan sedikit," ungkap Cory.

Biaya pendidikan di Inggris umumnya terdapat tiga tingkat tarif antara lain pelajar lokal (gratis atau paling murah untuk pelajar S2), pelajar Uni Eropa (murah), dan pelajar internasional (paling mahal).


Pewarta: Monalisa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016