Timika (ANTARA News) - PT Freeport Indonesia membuka penerbangan khusus bagi karyawan Papua asal tujuh suku beserta keluarga mereka yang hendak berlibur ke kampung halaman mereka di wilayah pedalaman Papua.

Perwakilan manajemen PT Freeport William Rising saat membuka program tersebut di Bandara Perintis Timika, Jumat, mengatakan penerbangan tersebut dimaksudkan untuk membantu karyawan Papua asal tujuh suku untuk memperlancar aktivitas mereka baik saat hendak berliburan di kampung halamannya maupun saat akan kembali ke Timika.

Saat ini tercatat sebanyak 4.242 karyawan Papua termasuk karyawan asal tujuh suku (Amungme, Kamoro, Damal, Dani, Nduga, Mee dan Moni) atau 39 persen bekerja di perusahaan tambang PT Freeport di Tembagapura, Kabupaten Mimika.

"Program ini diharapkan dapat membantu karyawan yang akan pulang libur maupun yang akan kembali ke Timika menggunakan pesawat-pesawat reguler," katanya.

Selama ini, karyawan-karyawan tersebut jika hendak berlibur ke kampung halaman mereka di pedalaman Papua maupun saat kembali ke Timika terpaksa harus menempuh perjalanan lebih jauh ke Jayapura mengingat tidak ada penerbangan khusus dari Timika ke kampung-kampung mereka.

Tahap awal, penerbangan khusus karyawan Papua asal tujuh suku itu dibuka ke tujuh daerah yaitu Ilaga, Beoga, Wamena, Enarotali, Wagete, Moanemani dan Sugapa.

PT Freeport mengerahkan tiga armada pesawat dari maskapai Jhon Lin Air, MAF dan Airfast untuk mengangkut karyawan Papua asal tujuh suku itu dari Timika ke wilayah-wilayah itu dan sebaliknya dengan jadwal reguler sekali sepekan.

Perwakilan PUK SP-KEP SPSI PT Freeport GB Kenelak mengatakan pembukaan penerbangan khusus karyawan Papua asal tujuh suku sudah lama diperjuangkan. Namun hal itu baru dapat disepakati saat perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ke 19 antara serikat pekerja dengan manajemen PT Freeport tahun 2015.

Kenelak mengatakan sangat wajar jika karyawan Papua asal tujuh suku juga mendapatkan fasilitas pelayanan penerbangan khusus tersebut mengingat karyawan Freeport asal daerah lain di luar Papua juga mendapat pelayanan penerbangan gratis dari perusahaan menggunakan pesawat Airfast saat berlibur.

"Karyawan tujuh suku juga berhak mendapatkan perhatian khusus dari perusahaan. Melalui program ini diharapkan meningkatkan efisiensi waktu pekerja saat hendak cuti kerja ataupun saat kembali dari cuti kerja di kampung halaman mereka sehingga dapat meminimalisasi kasus-kasus industrial," kata Kenelak.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016