Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak merombak kabinet dan menempatkan pendukung setia partai di posisi penting sebagai upaya untuk memperkuat koalisi di tengah spekulasi pemilihan lebih awal yang akan dilakukan pada tahun depan.

Kemenangan mulus dalam pemilihan sela belum lama ini telah menguatkan posisi Najib, yang tengah terlibat skandal, dan koalisi pendukungnya, Barisan Nasional.

Pembentukan susunan kabinet baru yang baru itu dilihat sebagai langkah untuk menggalang kekuatan.

"Langkah itu akan memperkuat kinerja pemerintah, serta memastikan agenda pembangunan ekonomi, kesejahteraan, dan keamanan untuk rakyat terus berjalan sesuai yang dijanjikan," kata Najib dalam konferensi pers.

Sumber dari pemerintah terkait mengungkap, kemenangan dalam pemungutan suara di negara bagian Sarawak pada Mei dan hasil positif dalam dua pemilihan sela di awal bulan ini merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh Najib sebelum menentukan waktu penyelenggaraan pemilihan umum. Pemilu diperkirakan akan dilakukan pada semester kedua 2017.

Sebelumnya, perombakan kabinet sempat dilakukan pada Juli 2015. Saat itu Najib mengganti para pimpinan yang mengkritisi cara ia menangani skandal lembaga keuangan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Najib, yang mengepalai dewan penasihat 1MDB, menghadapi tekanan publik terkait terungkapnya dana sebesar 681 juta dolar Amerika Serikat yang dikirim ke simpanan bank pribadinya.

Meski demikian, Najib menyangkal tuduhan tersebut.

Najib sempat dituntut untuk mengundurkan diri dalam satu tahun terakhir karena isu 1MDB tersebut.

Perkara cuci uang itu saat ini tengah diselidiki di sekitar enam negara, termasuk AS, Swiss, dan Singapura.

Mah Siew Keong, seorang politisi senior beretnis China dan pimpinan Partai Gerakan Rakyat Malaysia, ditunjuk sebagai menteri baru untuk memimpin Kementerian Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia (MPIC).

Noh Omar, pimpinan senior Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu (UMNO), dipilih sebagai menteri pembangunan perkotaan, perumahan, dan pemerintahan daerah.

Menteri Keuangan Kedua Malaysia Ahmad Husni Hanadzlah berhenti dari posisinya karena "alasan pribadi". Ia diganti oleh Johari Abdul Ghani.

Abdul Rahman Dahlan, sementara itu, ditugaskan memimpin Unit Perencanaan Ekonomi pada Departemen yang dibawahi Perdana Menteri, demikian Reuters.

(T008) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016