Stokholm, Swedia (ANTARA News) - Keberhasilan Islandia yang akan menghadapi Prancis pada perempatfinal Euro 2016 Senin dini hari WIB nanti telah mengejutkan banyak orang, tapi tidak bagi gelandang Nigeria Dickson Etuhu yang pernah dilatih salah satu pelatih Islandia, Lars Lagerback.

Bertumpu pada pertahanan yang rapat, kerja keras dan serangan balik nan cepat, tim asuhan Lagerback yang sangat tertata baik telah memaksa seri Portugal dan Hungaria untuk kemudian menyikat Austria pada fase grup sebelum mengirim pulang Inggris pada 16 Besar.

'Dia sangat mungkin pelatih yang paling bertangan dingin," kata Etuhu yang bermain di bawah asuhan Lagerback ketika menangani Timnas Nigeria pada Piala Dunia 2010.

"Manakala Anda memiliki pelatih seperti dia yang mengambil semua tekanan di pundaknya, maka menjadi jauh lebih muda bagi Anda sebagai pemain untuk lepas bermain," sambung Etuhu.

Islandia memang agak lain karena memiliki dua pelatih, yakin orang Swedia berusia 67 tahun bernama Lagerback dan orang Islandia berusia 49 tahun bernama Heimir Hallgrimsson.  Hallgrimsson akan menjadi pelatih tunggal Islandia setelah turnamen ini selesai.

Etuhu (34 tahun) yang pernah bermain di Sunderland dan Fulham serta 20 kali membela Nigeria, kini bermain untuk AIK Solna di negeri asal Lagerback di Swedia.

Rekan satu timnya di AIK yang juga bek Islandia, Haukur Hauksson, baru-baru ini mengungkapkan apa yang disebutnya "taktik cuci otak" Lagerback, dan Etuhu mengingat soal itu pula pada Piala Dunia di Afrika Selatan.

"Taktik itu sangat spesifik, sangat rinci. Taktik itu hampir menjadi seperti alam kedua karena Anda berlatih hal itu begitu sering. "Mengumpan, berada di sudut, tidak membiarkan bola bergerak di antara gelandang, striker cepat kembali begitu dalam (membantu pertahanan).

"Ketika Anda mempunyai para striker yang bekerja sekeras itu, maka akan jauh lebih mudah bagi para gelandang. Memang tidak setiap saat berhasil, tapi itu berjalan, dan sungguh berjalan."

Etuhu mengatakan keberhasilan Lagerback sebagai manajer internasional bersama Swedia, Nigeria dan kini Islandia adalah kombinasi dari ketenangan, disiplin dan perhatian kepada detail.

"Dia menjabarkannya. Dia sangat sederhana -Anda mengerjakan cara saya atau Anda tak akan bermain- tetapi dia mengatakan semua itu dengan cara yang tenang dan santai," kata Etuhu.

"Dia memiliki otoritas yang sungguh tidak bisa Anda pelajari. Anda tinggal terapkan atau tidak. Itu bukan cara kebanyakan pelatih yang pernah bekerja dengan saya, namun ada di sana dekat puncak," tambah dia seperti dikutip Reuters.

Sangat tenang, Lagerback hampir tidak pernah bereaksi menanggai semua hal ketika timnya mencetak gol. Dan Etuhu mengungkapkan pelatih berusia 67 tahun itu berprilaku sama di ruang ganti pemain.

"Dia tidak pernah meninggikan suaranya," kata Etuhu.

Tak peduli lawan yang dihadapi Islandia adalah favorit juara seperti Prancis atau tim yang tidak terlalu glamor pada kualifikasi, rencana permainan tetaplah sama.

"Dia percaya apa yang dia percayai, dan Anda tidak bisa mengubah pandangannya," kata Etuhu seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016