Dhaka (ANTARA News) - Polisi Bangladesh pada Senin mencari lebih banyak informasi dari teman-teman dan keluarga para pria tersangka yang melakukan serangan mematikan atas sebuah rumah makan di Dhaka, dan beberapa di antara para pelaku diyakini memperoleh pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri.

Pria-pria tersebut menyerbu rumah makan itu di zona diplomatik ibu kota Bangladesh pada Jumat malam dan membunuh 20 orang, sebagian besar warga negara asing dari Italia, Jepang, India dan Amerika Serikat, dalam suatu serangan yang diklaim oleh ISIS

Serangan tersebut merupakan yang paling mematikan hingga kini di negara itu, tempat IS dan Alqaida telah mengklaim serangkaian pembunuhan orang-orang liberal dan minoritas agama tahun lalu sementara pemerintah menyatakan serangan-serangan tersebut dilakukan oleh orang-orang lokal.

Siapapun yang bertanggung jawab, serangan pada Jumat menandai eskalasi besar dalam skala dan kekejaman dari kekerasan militan yang bertujuan memaksa pemerintahan berdasarkann Islam di Bangladesh, yang sebagian besar dari 160 juta jiwa penduduknya adalah Muslim.

Para pejabat mengatakan sebagian besar penyerang memperoleh pendidikan di sekolah-sekolah atau universitas-universitas bergengsi di Dhaka dan Malaysia.

"Sebangian besar anak-anak yang menyerang rumah makan itu berasal dari lembaga pendidikan sangat baik. Beberapa menuntut ilmu di sekolah-sekolah canggih. Keluarga mereka relatif orang berada," kata Menteri Penerangan Bangladesh Hasanul Haq Inu kepada NDTV India.

Pria yang diidentifikasi oleh polisi bernama Nibras Islam menempuh pendidikan di Monash University di Malaysia. Seorang teman yang mengenalnya ketika ia belajar di North South University di Dhaka mengatakan kepada Reuters bahwa Islam kemudian pindah ke Monash.

Dua lainnya menempuh pendidikan di Scholastica, sekolah bergensi di Dhaka. Masudur Rahman, wakil komisaris Kepolisain Dhaka, mengatakan para petugas sedang menyelidiki keterkaitan tersebut.

Bukti-bukti awal mengarah kepada fakta bahwa Nibras Islam, Meer

Saameh Mubasheer dan Rohan Imtiaz "mungkin terlibat" dalam serangan tersebut, kata Rahman.

"Mungkin ada hubungan dengan kelompok-kelompok teroris internasional termasuk ISIS. Kami sedang menyelidiki sisi itu," ujarnya, seraya menambahkan bahwa para penyerang itu terdidik, berada dan dicuci otaknya.

Penyidik lainnya Saiful Islam mengatakan polisi menahan dua orang yang disangka terlibat dalam serangan itu, termasuk seorang ditangkap segera setelah serangan tersebut, demikian Reuters.

(M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016