Jakarta (ANTARA News) - KBRI Khartoum telah menyelenggarakan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1437 H dan halal bihalal yang diselenggarakan di Wisma Duta, dengan menyediakan bus-bus untuk antar-jemput Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisli di Khartoum dan sekitarnya.

KBRI Khartoum, Kamis, menyebutkan kegiatan pada Rabu (6/7) tersebut bertujuan untuk mempererat silaturahim dan pendataan Warga Negara Indonesia di Sudan sekaligus merayakan kemenangan setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa.

Sekitar 600 WNI lintas profesi yang terdiri atas keluarga besar KBRI, personel TNI dan Polri pada misi perdamaian di Afrika, kalangan profesional, para mahasiswa dan Buruh Migran Indonesia (BMI/TKI) di Sudan menghadiri kegiatan itu.

KBRI Khartoum memfasilitasi tiga bus antar-jemput untuk kemudahan WNI yang ingin shalat Id berjamaah di halaman Wisma Duta. Shalat Ied dimulai tepat pukul 07.30 waktu setempat. Bertindak sebagai imam adalah Ust. Ribut Nur Huda, S.Hum, M.Ed yang merupakan pengurus cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) Sudan, khatib Ust. Syafrizal Sulaiman, S.Pdi, MA (mahasiswa doktoral dari Aceh).

Dalam siraman rohaninya dengan judul Implementasi Nilai Ramadhan Dalam Kehidupan Berbangsa, khatib mengajak seluruh jamaah untuk memaknai semangat Idul Fitri dengan menghayati makna dan tujuan pelaksanaan ibadah puasa dengan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dan saling memperkuat persaudaraan dan mengasihi sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk perbaikan bangsa Indonesia.

Duta Besar untuk Sudan dan Eritrea Drs. Burhanuddin Badruzzaman dalam sambutannya mengucapkan selamat Idul Fitri kepada seluruh WNI di Sudan dan mengharapkan WNI dapat memanfaatkan suasana Lebaran untuk saling memaafkan dan bersilaturahmi guna mengeratkan tali persaudaraan di perantauan serta mengajak seluruh WNI untuk dapat menjaga keharmonisan dan kerukunan sesama WNI di Sudan.

Dubes RI menyampaikan kegembiraannya karena banyaknya media massa di Sudan memberitakan tentang nuansa Ramadhan di Indonesia. Ia juga memberi apresiasi atas program/kegiatan semarak Ramadhan yang diadakan oleh komponen WNI di Sudan, baik organisasi kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (PCI-NU), Parpol (PIP-PKS) serta organsisasi Persatuan Pelajar Indonesia (PPI Sudan), mahasiswa pencinta Alquran serta wadah kedaerahan.

Secara khusus Dubes RI menyampaikan kebanggaannya kepada mahasiswa yang selama Ramadhan telah mengharumkan nama Indonesia, baik sebagai imam shalat di sejumlah masjid di Khartoum maupun melalui program "on air" pada sejumlah Radio di Sudan. Dubes RI juga memuji PPI Sudan dalam solidaritas membantu mahasiswa Indonesia yang sedang sakit di Sudan.

Dubes RI juga menyampaikan keprihatinan atas dinamika kawasan kekiniaan dengan maraknya aksi bom bunuh diri di sejumlah tempat akibat adanya perbedaan pandangan, mahzab dan aliran.

Ia mengajak seluruh WNI, khususnya mahasiswa Indonesia di Sudan untuk sedapat mungkin selalu melakukan evaluasi atas perkembangan Islam, menghindari terjebak dalam provokasi pemberitaan negatif media massa agar tidak terjerumus ke kelompok terorisme.

Dubes Burhanuddin yang pernah bertugas di Suriah, Iran, Uni Emirat Arab, dan Mesir, menilai pelaksanaan shalat Idul Fitri dan kegiatan Open House dengan sajian menu Nusantara telah mengobati kerinduan tak tertahankan sebagian besar WNI di Sudan akan kampung halaman. Hal ini telihat suasana haru sejumlah WNI yang merasakan nuansa kebersamaan di perantauan.

Seperti diungkapan seorang mahasiswa Indonesia asal Palembang di Sudan, Tio Kurniawan, yang telah enam tahun menjalankan ibadah puasa dan Lebaran di negara dengan suhu terpanas di Timur Tengah itu.

"Rasa rindu ingin berkumpul dengan keluarga dan merasakan betapa hangatnya dekapan Ibu di hari yang fitri telah membludak di hati, namun apa daya, saya harus banyak bersabar. Menjalani ibadah puasa dan menikmati kebersamaan di Wisma Duta sangat berkesan bagi kami dalam perjuangan menimba ilmu di Sudan," ungkap Tio.

Saat ini di Sudan terdapat sekitar 2.000 WNI yang terdiri atas 42 orang Keluarga Besar KBRI, seekitar 1.000 personel TNI dan Polri pada misi UNAMID, 41 pekerja profesional, 650 mahasiswa dan sekitar 300 TKI.

Pewarta: M Anthoni
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016