Tanggung jawab Presiden AS nanti besar, siapapun yang terpilih ..."
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI Dino Pati Djalal mengatakan bahwa calon Presiden Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton lebih memahami Indonesia dibandingkan pesaingnya, Donald Trump.

"Saya lebih pilih Hillary Clinton daripada Donald Trump, karena ia memahami Asia, dan Hillary yang menjalankan kebijakan rebalance terhadap Asia," kata Dino, usai menghadiri acara perpisahan masa jabatan Duta Besar AS untuk RI Robert Blake di Wisma Antara, Jakarta, Senin.

Ketika berdiskusi dengan Robert Blake, ia juga mengatakan bahwa kalaupun Trump terpilih menjadi Presiden AS, maka kebijakannya tidak akan terlalu jauh melenceng dari politik luar negeri AS.

Oleh karena, menurut dia, karena kebijakannya memang harus menjalin hubungan baik dengan negara mayoritas muslim dan negara berkembang.

Ia juga berharap bahwa pemimpin AS harus bisa menjaga stabilitas ekonomi AS, kemudian harus memahami bahwa kekuatan yang dimiliki sebagaimana mestinya, agar tidak menghancurkan.

Presiden AS, dinilainya, harus bisa menciptakan stabilitas dan keamanan dalam kondisi keadaan yang seperti sekarang, sehingga Negara Paman Sam yang adidaya dapat menjaga kedamaian tanpa menghancurkan.

"Tanggung jawab Presiden AS nanti besar, siapapun yang terpilih, terutama persoalan kestabilan keamanan internasional," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa saat ini hubungan antara Indonesia dengan AS sedang dalam kondisi bagus, setelah tadinya terkena embargo militer dari AS.

Bagi Indonesia yang berpolitik bebas aktif, mantan Duta Besar RI di AS itu mengemukakan, hal terpenting adalah bagaimana menjaga dan menjalankan hal tersebut ketika harus bekerja sama, namun juga ada rivalitas antar-kedua negara di dunia.

Baca Juga : Pesan Dubes AS di akhir masa tugasnya

"Tidak perlu ada hubungan kalah menang antara AS dan Tiongkok, semuanya harus menang-menang, ketika bekerja sama dengan Indonesia," kata Dino.

Masih banyak ruang yang bisa dikembangkan dalam kerja sama antara Indonesa dengan AS atau Tiongkok, salah satunya di bidang pendidikan, di mana mahasiswa Indonesia di AS ada sekitar 8.000 pelajar, demikian Dino Patti Djalal.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016