Merupakan tugas umat Islam untuk memberikan kebahagiaan kepada para pemeluknya. Peran yang dilaksanakan Wahdah Islamiyah (WI) hendaknya mencakup berbagai aspek. Bukan hanya dakwah dan sosial tetapi aspek lain juga, seperti aspek ekonomi,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla meminta Wahdah Islamiyah mengambil peran lebih besar bagi umat dan menjadi bagian dari kemajuan bangsa dengan memakmurkan umat yang masih lemah dalam aspek ekonomi dan keilmuan.

"Merupakan tugas umat Islam untuk memberikan kebahagiaan kepada para pemeluknya. Peran yang dilaksanakan Wahdah Islamiyah (WI) hendaknya mencakup berbagai aspek. Bukan hanya dakwah dan sosial tetapi aspek lain juga, seperti aspek ekonomi," kata Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia saat membuka Muktamar ke-III organisasi kemasyarakatan itu di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa.

Wapres juga mendorong agar WI memberikan peran yang lebih besar lagi bagi umat dan bangsa. Kalla meyakini WI yang besar dalam waktu singkat akan menjadi bagian dari kemajuan bangsa ini.

"Banyak tugas kita, kita harus memakmurkan umat. Sebab umat masih lemah dalam aspek ekonomi dan keilmuan," sambungnya.

Dalam bidang keilmuan JK menyoroti langkanya karya ulama Indonesia yang diakui di dunia internasional.

"Kebanyakan buku yang beredar di pasaran 90 persen masih terjemahan. Kita belum punya penulis yang dihargai di dunia internasional. Dan, tentunya ini menjadi tantangan kita," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Wahdah Islamiyah KH Zaitun Rasmin mengatakan muktamar kali ini mengandung arti penting bagi pengembangan visi dan misi dakwah Wahdah Islamiyah ke seluruh penjuru tanah air.

"Salah satu agenda besar adalah menyusun visi dan rencana strategis (Renstra) organisasi untuk lima belas tahun kedua," kata KH Zaitun Rasmin.

Tema muktamar : "Mewujudkan Indonesia Damai dan Berperadaban dengan Islam yang Wasathiyah (open minded) dimaksudkan agar ajaran dan manhaj Wasathiyah benar-benar membumi di negeri ini.

"Dengan manhaj Wasathiyah kita dapat mengatasi berbagai persoalan umat dan bangsa. Ini adalah solusi dalam mengatasi persoalan ekstremisme baik pemahaman liberal maupun radikal," ungkap Wakil Sekjen MUI Pusat ini.

Pewarta: Zita Meirina
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016