Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Kamis mendesak anggota-anggota G20 untuk mengambil kebijakan berbasis luas guna mengatasi risiko dan menghidupkan kembali pertumbuhan global.

Pertumbuhan global masih lemah dan rapuh, serta keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa menandai perwujudan risiko penurunan perekonomian dunia, kata IMF dalam sebuah catatan pengamatan untuk pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan, Tiongkok, pada 23-24 Juli.

IMF secara terpisah pada Selasa merevisi proyeksi pertumbuhan global 2016 dan 2017 turun menjadi 3,1 persen dan 3,4 persen, karena ketidakpastian seputar Brexit.
Pemberi pinjaman yang berbasis di Washington itu, juga memperingatkan pertumbuhan produktivitas yang rendah, ketergantungan pada utang, investasi rendah dan jumlah pengangguran tinggi.

Bersama-sama dengan meningkatnya ketidaksetaraan, kekuatan ini dapat menciptakan lebih banyak tantangan dengan meningkatnya proteksionisme, dan mengurangi dukungan untuk reformasi serta keterbukaan perdagangan dan migrasi, kata IMF memperingatkan.

IMF meminta anggota-anggota G20 untuk mengambil kebijakan berbasis luas guna mengatasi risiko dan menghidupkan kembali pertumbuhan global, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

"Sebuah transisi yang mulus dan dapat diprediksi untuk hubungan baru antara Inggris dan Uni Eropa yang sebanyak mungkin mempertahankan keuntungan dari perdagangan sangat penting" untuk mengurangi ketidakpastian di sekitar Brexit dan dampaknya, kata IMF.

IMF juga menyerukan kebijakan moneter, fiskal dan struktural untuk mendukung permintaan dan mengatasi ketergantungan pada utang.

(UU.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016