Jakarta (ANTARA News) - "Walau kini kita berpisah...Suatu hari nanti kita kan bersama lagi...Bersama lagi...Kita berdua..." penggalan ending lirik lagu "Selamat Jalan Kekasih" itu terasa menggelayut di hati tatkala sang legendaris pop Indonesia, Chrisye (57), meninggal dunia, menjelang fajar pada Jumat, 30 Maret 2007. Lagu itu seolah merupakan jawaban dari Chrisye atas kerinduan jutaan penggemar, kerabat, sahabat, dan musisi Tanah Air yang ingin selalu bersama Chrisye, meskipun beberapa waktu terakhir dia didera kanker paru-paru. Ketika divonis dokter mengidap kanker paru-paru stadium empat dan harus menjalani perawatan dan pengobatan di Singapura selama berbulan-bulan sejak September 2005 (selama berbulan sebelumnya dirawat di rumah sakit di Jakarta), publik mendoakan kesembuhannya, bahkan turut menggalang dana untuk meringankan biaya penyembuhan dan penyakitnya. Sehari setelah kembali ke Tanah Air, setelah menjalani kemoterapi yang keenam, Chrisye meraih penghargaan "Lifetime Achievement", menjadi sang legenda, pada Penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) ke-9, yang digelar pada 18 November 2005. Publik bersyukur karena kesehatan Chrisye terlihat membaik dan berharap Chrisye kembali meramaikan blantika musik pop, namun Chrisye belum bisa segera memenuhinya. Barulah pada 25 Januari 2006, Chrisye bersedia menerima wawancara untuk radio. Radio Female, Delta dan Prambors, masing-masing mendapat waktu selama 30 menit untuk mewawancarai Chrisye. Empat bulan kemudian, bertepatan pada 28 Mei 2006, di stasiun TV Indosiar, Chrisye memulai debut menyanyinya kembali di depan umum ketika tampil dalam acara "Satu Jam Bersama UNGU". Sebelumnya, pada April 2006, Chrisye berada di lokasi syuting album "Senyawa" bersama personel kelompok musik UNGU dan Peterpan. Sejak itu, jadwal Chrisye padat lagi. 24 Juni 2006 Chrisye tampil memeriahkan Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair) 2006, bersama Tohpati dan Tofu. Sedangkan di layar kaca, pada malam yang sama rekaman Chrisye bernyanyi untuk acara Extravaganza di Trans TV, ditayangkan. Publik terhibur kembali. Penampilannya di Jakarta Fair itu ditayangkan TV 7 (sekarang Trans 7) pada 28 Juni 2006). Pada 3 Juli 2006, Chrisye tampil live bersama band pendatang baru, Nidji, di sebuah stasiun televisi. Pada 23 Juli 2006, di kota Banjarmasin, Chrisye tampil duet dengan UNGU untuk turut memeriahkan acara Soundrenaline 2006. Berlanjut pada 30 Juli 2006, Chrisye tampil pada reuni dengan GIPSY, di Bug`s Cafe Pondok Indah. GIPSY merupakan band yang dibentuk Chrisye (bass) bersama Gauri Nasution (gitar), Onan (kibor), Tammy (trumpet/sax), Keenan Nasution (drum), dan Atut Harahap (vokalis) pada 1969 dan merupakan metamorfosis dari band terdahulu, Band Sabda Nada bentukan 1968. Chrisye, pada 6 Agustus 2006, tampil pada acara Konser Akbar Islami di Senayan, Jakarta. Sehari kemudian tampil di SCTV untuk meluncurkan album "Duet by Request". Pada 20 Agustus 2006, Chrisye tampil meramaikan pergelaran Rock United 2006 di Jakarta. Pada 29 September 2006, Chrisye tampil di Hotel Kemang, Jakarta. Pada 11 Oktober 2006, Chrisye melakukan wawancara radio untuk promosi album. Wawancara tersebut akan disiarkan secara langsung di Radio DBS di Banjarmasin, Radio GAJAHMADA di Semarang, Radio PILAR di Cirebon, dan Radio MGT di Bandung. Tiga hari kemudian, Chrisye memeriahkan acara Gebyar BCA, sebuah acara di Indosiar, pada 14 Oktober 2006. Begitulah paling tidak catatan kegiatan publik Chrisye yang diolah dari Graha Maya Chrisye. "Memoar of Chrisye" Publik kembali diliputi tanda tanya ketika Chrisye tidak tampil pada peluncuran buku "Chrisye Sebuah Memoar Musikal" (Memoar of Chrisye) di Dharmawangsa Square, Jakarta, 17 Februari 2007. "Kondisi fisik mas Chrisye dalam dua minggu terakhir memburuk sehingga tidak bisa hadir dalam peluncuran buku ini," kata Damayanti Noor, isterinya. Buku yang ditulis oleh Chrisye bersama Alberthiene Endah dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama itu, mengulas tentang perjalanan hidup dan karir Chrisye. Buku itu disusun berdasarkan wawancara Endah dengan Chrisye pada periode Mei - November 2006. "Buku itu adalah sesuatu yang ajaib, karena Chrisye adalah sosok yang introvet dan "moody" apalagi saat ini ia sedang sakit, tetapi semangatnya yang luar biasa membuat buku ini terwujud," kata Endah dalam peluncuran buku itu. Endah sebelumnya juga menulis buku biografi Krisdayanti, Raam Punjabi, dan Dwi Ria Latifa. Dalam buku itu disebutkan, Chrisye adalah satu dari sangat sedikit penyanyi yang menguasai berbagai zaman. Kebertahanannya di kancah musik negeri ini karena ia memiliki kelebihan yang sulit ditandingi. Chrisye adalah penyanyi dengan daya tarik suara yang luarbiasa. Alunan suaranya yang begitu lembut dan empuk menjadi ciri khas Chrisye. Buku itu berisi kisah-kisah inspiratif sejak Chrisye memulai karier menyanyinya sampai sukses menjadi penyanyi yang digemari semua generasi. Ada banyak pengalaman dan tips dari kisah-kisah ini, bukan hanya bagaimana menghadapi dunia musik dan hiburan, namun juga bagaimana menyikapi kehidupan. Dalam situs Graha Maya Chrisye, banyak pertanyaan yang disampaikan penggemar kepada Chrisye. Antara lain adalah pertanyaan, "Sampai kapan mas Chrisye akan menelurkan album ?" Pertanyaan itu dijawab Chrisye, "Selama Allah SWT mengizinkan." Kini izin dari Sang Pencipta telah dicabut. Chrisye pun tak mungkin menelurkan album lagi, tetapi setidaknya bagi musisi Erwin Gutawa hal itu menjadi sebuah "penyesalan". Ketika memberikan sambutan pada acara pemakaman jenazah Chrisye di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut, Cilandak, Jakarta, Jumat siang (30/3), Erwin menceritakan bahwa Chrisye pernah minta dibantu untuk pembuatan album "Salawat Nabi", tetapi Erwin belum sempat memenuhi permintaan itu. Begitu pula bagi Guruh Sukarnoputra, sahabat lama Chrisye. "Sekitar satu bulan yang lalu saya kunjungi mas Chrisye, saat itu dia katakan ingin bekerjasama lagi dengan saya, lalu saya bilang kalau saya telah memiliki beberapa lagu untuk dinyanyikannya," kata Guruh saat melayat di rumah duka almarhum Chrisye. Namun, keinginan dua sahabat karib ini untuk bekerjasama tidak dapat terwujud karena Chrisye telah dipanggil menghadap Sang Pencipta. Semua itu membuktikan bahwa Chrisye pergi ketika masih amat dirindukan. Lagu "Lilin Lilin Kecil" pun teringat kembali,"Sanggupkah kau mengganti, Sanggupkah kau memberi seberkas cahaya...." (Budi Setiawanto).(*)

Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007