New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah lagi terhadap sebagian besar mata uang utama pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor memilah-milah pernyataan Federal Reserve terbaru dan sejumlah data ekonomi dari negara tersebut.

Setelah mengakhiri pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Rabu, bank sentral AS mempertahankan suku bunga federal fund tidak berubah, dalam sebuah pernyataannya menegaskan bahwa Fed terus memantau indikator-indikator inflasi dan perkembangan ekonomi global.

"Risiko-risiko jangka pendek terhadap prospek ekonomi telah berkurang," kata The Fed, menambahkan bahwa ada beberapa peningkatan penggunaan tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir dan pengeluaran rumah tangga telah tumbuh "secara kuat."

Para analis mengatakan deskripsi ekonomi keseluruhan Fed positif, namun pernyataan itu gagal menawarkan jadwal waktu yang jelas untuk kenaikan suku bunga berikutnya, sehingga membebani greenback pada Kamis.

Di sisi ekonomi, dalam pekan yang berakhir 23 Juli, angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman mencapai 266.000, meningkat 14.000 dari level direvisi minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan, Kamis.

Sementara itu, defisit perdagangan internasional AS mencapai 63,3 miliar dolar AS pada Juni, naik 2,2 miliar dolar AS dari 61,1 miliar dolar AS pada Mei, Departemen Perdagangan mengumumkan, Kamis.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,31 persen menjadi 96,755 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1073 dolar dari 1,1009 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris merosot ke 1,3154 dolar dari 1,3172 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,7499 dolar dari 0,7464 dolar.

Dolar dibeli 105,44 yen Jepang, lebih rendah dari 105,64 yen pada sesi sebelumnya. Dolar merosot ke 0,9813 franc Swiss dari 0,9915 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3175 dolar Kanada dari 1,3216 dolar Kanada.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016