Kigali (ANTARA News) - Rwanda memusnahkan 50 ton lebih senjata usang dan berlimpah dalam upaya Pasukan Pertahanan Rwanda bersama Regional Centre on Small Arms in the Great Lakes Region, Horn of Africa and Bordering States (RECSA) untuk membersihkan negara Afrika Timur itu dari senjata berbahaya dan membatasi kejahatan di masyarakat.

Amunisi yang dibakar di Barak Militer Gabiro di DIstrik Nyagatare Timur meliputi granat dan bom sejalan dengan non-proliferasi Senjata Ringan dan Senjata Kecil Terlarang.

Ketika berbicara kepada wartawan tak lama setelah pemusnahan itu pada Kamis (28/7), Theoneste Mutsindashayaka, Sekretaris Pelaksana RECSA, mengatakan pemusnahan tersebut ditujukan untuk meniadakan senjata berbahaya yang tak lagi diperlukan dan telah kedaluwarsa.

"Jika semua senjata ini tidak dimusnahkan, mereka akan lebih berbahaya bagi penduduk ketimbang kerusakan lingkungan hidup minor akibat pemusnahannya. Kita telah melihat peledak yang dikubur melukai dan membunuh orang," kata Mutsindashaya sebagaimana dikutip Xinhua.

Pemusnahan senjata menjadi kegiatan rutin di Rwanda sejak 1994, ketika 52.807 ton amunisi dan senjata dimusnahkan dari gudang Pasukan Pertahanan Rwanda.

Menurut RECSA, Afrika kehilangan sekitar 18 miliar dolar AS setiap tahun akibat konflik bersenjata.

Pada Februari 2011, hampir 26 orang tewas dan lebih dari 300 orang cedera akibat ledakan senjata kedaluwarsa di Kamp Militer Gombo le Mboto di Dar es Salaam, Tanzania.

Pada April 2012, sebanyak 200 orang tewas ketika senjata yang disimpan meledak di Brazzaville, ibu kota Republik Kongo.

RECSA adalah organisasi antar-pemerintah yang dibentuk Juni 2005. Organisasi itu mendapat mandat untuk menangani penyebaran senjata kecil dan ringan ilegal dan menyediakan lingkungan yang mendukung bagi pembangunan berkelanjutan di negara anggotanya.

Anggota RECSA saat ini meliputi Rwanda, Kenya, Burundi, Tanzania, Ethiopia, Somalia, Republik Afrika Tengah, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo (DRC), Djibouti, Eritrea, Seychelles, Sudan, Uganda dan Sudan Selatan. (Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016