Sydney (ANTARA News) - Sebuah taman di pinggiran kota Sydney, Australia, hilang dari game populer Pokemon GO setelah ribuan pemain game itu menyebabkan taman rusak dan warga mengadukan kekacauan itu.

"Akhir pekan, terutama pada malam hari, ada 1.000 sampai 1.500 orang di taman," kata Helen McCaffrey, wakil wali kota Canada Bay, Australia, kepada AFP, Selasa.

"Rumput sudah tak ada lagi dan setelah tiga setengah pekan warga membiarkannya," kata dia tentang Taman Peg Paterson di Rhodes yang dikelilingi bangunan apartemen tinggi.

"Ketika Pokemon langka tertangkap, ada yang bersorak dan mobil akan membunyikan klakson sehingga lalu lintas menjadi mengerikan. Saya bicara dengan seseorang yang datang dari Penrith (45 kilometer jauhnya) untuk bermain," lanjut dia.

Dewan kota mendorong warga untuk melayangkan protes kepada pengembang game, Niantic, yang berbasis di Amerika Serikat, untuk meminta taman itu dihapus dari permainan setelah mereka mengeluhkan adanya kekacauan dan pembuangan sampah.

"Tiga pokestop semuanya dihapus. Tidak satu pun yang tersisa di taman. TAK SATUPUN," tulis seorang pengguna Facebook pada Senin (1/8).

Sementara yang lain menambahkan: "Bagi orang yang masih yakin Rhodes masih titik panas, lepaskan...berduka atas kehilangan itu... Itu sudah mati! HILANG!"

Permainan dengan tagline "catch 'em all" (tangkap mereka semua) itu memungkinkan pemain mengejar karakter monster virtual dengan telepon seluler dan Taman Peg sangat populer karena menjadi tempat kemunculan monster Pokemon langka.

Pokemon Go memang dipuji sebagai permainan menyenangkan yang memancing orang-orang keluar ruangan, namun game itu memicu peringatan keamanan terkait lalu lintas, daerah terlarang, atau menjadi korban kejahatan.

Aplikasi dari Niantic itu kini telah diluncurkan di lebih dari 40 negara termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan sebagian besar Eropa serta telah diunduh lebih dari 75 juta kali.

Penerjemah:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016