Probolinggo (ANTARA News) - Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Bromo Wahyu Andrian mengatakan bau belerang dari kawah Gunung Bromo tercium hingga Pos Pengamatan Bromo yang berada di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa.

"Bau belerang kategori sedang tercium hingga Pos Pengamatan Gunung Bromo pada pagi hari, namun saat matahari sudah terbit, bau belerang sudah terurai," kata Wahyu saat dihubungi di Probolinggo.

Ia mengatakan petugas juga harus menggunakan masker untuk melakukan pengecekan alat di bibir kawah karena asap dan bau belerang tersebut dapat menyebabkan sesak napas, namun perlahan-lahan bau belerang tersebut sudah menurun dan masuk kategori rendah.

"Gemuruh kawah Gunung Bromo juga sempat menyebabkan kaca-kaca dan pintu di Pos Pengamatan Gunung Bromo bergetar, namun tidak ada perabotan yang rusak akibat getaran suara gemuruh tersebut," tuturnya.

Aktivitas Gunung Bromo pada 2 Agustus 2016 terpantau secara visual yakni cuaca cerah hingga mendung, angin tenang hingga kencang, suhu udara 5-21 derajat celcius, Gunung Bromo terlihat jelas hingga berkabut.

Asap kawah teramati putih kelabu kecoklatan tipis hingga tebal, tekanan lemah hingga sedang, tinggi asap berkisar 50-600 meter dari puncak kawah ke arah barat daya-utara, kemudian terdengar suara gemuruh lemah hingga kuat, pintu-pintu dan kaca di Pos Pengamatan Gunung Api bergetar, dan bau belerang sedang tercium hingga pos pengamatan.

Sedangkan secara seismik pada 1 Juli 2016 tercatat gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimum 1-13 milimeter dan amplitudo dominan 3 milimeter, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo maksimum 34 milimeter dengan lama gempa 159 detik.

"Setiap hari kami melakukan pemantauan ke bibir kawah untuk melihat aktivitas Gunung Bromo secara visual, namun sejumlah alat seperti seismometer sudah terpasang empat unit, tiltmeter terpasang tiga unit, dan satu unit detektor gas untuk merekam aktivitas gunung yang berketinggian 2.329 mdpl itu," katanya.

Sementara Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan bau belerang yang tercium hingga pos tersebut merupakan hal yang wajar.

"Dari empat tahun lalu, pengamat di pos selalu melaporkan kalau mencium belerang, jadi hal itu sudah biasa. Wisatawan hanya boleh diluar radius 1 kilometer sesuai dengan rekomendasi PVMBG," katanya.

Menurut dia, status Gunung Bromo masih tetap pada level II atau waspada, sehingga rekomendasinya masyarakat dan wisatawan tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 kilometer karena jarak tersebut merupakan jarak aman.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016