Tidak efektif memancungkan hidung dengan benang."
Jakarta (ANTARA News) - Mereka yang ingin memancungkan hidungnya, entah karena rusak pascakecelakaan atau hanya kebutuhan estetik, haruslah waspada. Masih ada cara-cara operasi yang salah atau bahkan bukan dilakukan oleh ahlinya.

Berikut dua cara operasi yang salah menurut dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, dr Budiman, SpBP-RE(K) di Jakarta, Rabu.

1. Operasi menggunakan benang.
Budiman mengatakan, esensi utama memancungkan hidung adalah memberi semacam "tiang" pada hidung agar lebih tinggi dari posisi awal, sehingga penggunaan benang dalam operasi tidak akan efektif.

"Tidak efektif memancungkan hidung dengan benang. Memancungkan hidung harus dengan tiang, bukan ditarik," kata.

2. Operasi dengan prosedur filler.
Alih-alih membuat hidung mancung, menyuntikkan zat-zat tertentu pada hidung atau prosedur filler justru membuat hidung melebar.

"Memancungkan hidung yang salah itu disuntikan atau filler. Hidung malah akan melebar bukan mancung. Untuk meninggikan itu harus sesuatu yang keras," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indonesia (PERAPI) Pusat itu.

Budiman mengatakan, untuk memacungkan hidung, maka dokter biasanya menggunakan tulang rawan telinga pasien, karena aman dan tahan lama.

"Tulang rawan telinga diganjal di ujung depan hidung. Paling aman dari tulang rawan karena berasal dari tubuh sendiri," ujarnya.

Selain itu, Budiman juga menyarankan, agar seseorang yang berkeinginan memperbaiki bagian tubuhnya tidak mudah percaya terhadap teknologi-teknologi tertentu tanpa kejelasan keamanannya

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016