Penghilangan perlintasan tidak resmi dimulai dengan penutupan empat perlintasan dari Stasiun Wates hingga Stasiun Wojo. Terdiri atas dua perlintasan di Ngulakan dan satu di Kriyan Desa Hargorejo, Kokap, serta satu perlintasan di Kaligondang, Kecamata
Kulon Progo (ANTARA News) - Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia Daop 6 Yogyakarta memantau penutupan empat perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Kabupaten Kulon Progo yang rawan terjadinya kecelakaan.

Manajer Jembatan Jalan dan Rel PT KAI Daop 6 Yogyakarta Muhammad Zakir di Kulon Progo, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya berupaya menghilangkan perlintasan tidak resmi yang sebidang karena rawan terjadi kecelakaan.

"Penghilangan perlintasan tidak resmi dimulai dengan penutupan empat perlintasan dari Stasiun Wates hingga Stasiun Wojo. Terdiri atas dua perlintasan di Ngulakan dan satu di Kriyan Desa Hargorejo, Kokap, serta satu perlintasan di Kaligondang, Kecamatan Temon," kata Zakir.

Ia mengatakan bahwa di wilayah Daop 6 Yogyakarta ada 499 perlintasan, baik yang resmi maupun tidak resmi. Perlintasan yang resmi dijaga petugas dari PT KAI, Dishub, dan masyarakat, sedangkan yang tidak resmi tidak dijaga dan tidak ada palangnya.

Zakir mengatakan bahwa empat perlintasan tersebut rawan kecelakaan, seperti di Ngulakan, beberapa waktu lalu terjadi kecelakaan mobil tertabrak kereta api menyebabkan satu korban jiwa dan satu korban luka parah.

Perlintasan di Kaligondang semula juga hanya perlintasan sepeda motor, kemudian melebar, bahkan dilewati kendaraan roda empat.

"Kami berupaya menghilangkan titik-titik rawan yang merupakan perlintasan sebidang. Penutupan dengan memasang patok dari rel dan jalan dipersempit dengan dibongkar," katanya.

Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta Eko Budiyanto mengatakan bahwa perlintasan tidak resmi dan tanpa palang sangat rawan dan berbahaya.

"Perseroan Terbatas (PT) KAI Daop 6 bersama Dinas Perhubungan, dan kepolisian menindaklanjuti dengan meninjau langsung ke lapangan dan melakukan penutupan," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016