Aden, Yaman (ANTARA News) - Sepuluh prajurit pro-pemerintah tewas dan lebih dari 18 lagi cedera ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan mobilnya, yang diisi peledak, di Provinsi Lahaj, Yaman Selatan, Minggu (7/8).

Sejauh ini, seperti dilaporkan Xinhua, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang dilancarkan di antara balabantuan tentara anti-teror. Setelah itu, tentara juga bentrok dengan sekelompok penyerang berkedok ketika mereka melancarkan serangan bersenjata, kata sumber keamanan lokal yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Serangan bersenjata tersebut belakangan dipatahkan dan beberapa penyerang cedera di lokasi.

Balabantuan personel militer datang dari Provinsi Aden, yang berdekatan, untuk melancarkan serangan anti-teror dan memerangi gerilyawan garis keras di Lahj, kata sumber itu.

Di Aden, persiapan besar militer Yaman-Arab Saudi berlangsung buat serangan baru anti-teror guna menghapuskan gerilyawan Al-Qaida dari Provinsi Abyan dan daerah di sekitarnya, kata beberapa pejabat pemerintah.

Pada Desember lalu, beberapa pria bersenjata dari Al-Qaida di Jazirah Arab (AQAP) menguasai dua kota kecil strategis di Provinsi Abyan, yang berdekatan di Yaman Selatan, sekitar 45 kilometer dari Aden, tempat pemerintah yang diakui masyarakat internasional di Yaman berpangkalan.

Yaman, negara miskin di Jazirah Arab, telah dirongrong oleh salah satu kelompok perlawanan paling aktif Al-Qaida di Timur Tengah.

AQAP, yang di Yaman juga dikenal dengan nama Anshar Ash-Sharia, muncul pada Januari 2009. Kelompok itu mengaku bertanggung-jawab atas sejumlah serangan terhadap lembaga pemerintah dan militer Yaman.

Kelompok tersebut memanfaatkan kevakuman keamanan saat ini dan perang saudara yang berkecamuk guna memperluas pengaruhnya dan merebut lebih banyak wilayah di Yaman Selatan.

Keamanan di Yaman telah bertambah buruk sejak Maret 2015, ketika perang meletus antara kelompok Syiah Al-Houthi, yang didukung oleh mantan presiden Ali Abdullah Saleh, dan pemerintah yang didukung koalisi Arab pimpinan Arab Saudi.

Lebih dari 6.400 orang telah tewas dalam pertempuran darat dan serangan udara sejak saat itu, separuh dari mereka warga sipil.

(Uu.C003)

(T.C003/B/C003/A/M016) 08-08-2016 17:16:10

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016