Kalau ada kesempatan saya ingin sekali lagi tampil di Olimpiade."
Rio de Janeiro (ANTARA News) - Ada perasaan senang dan kecewa dalam diri Eko Yuli Irawan saat meraih medali perak angkat besi Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brazil. Ia pun penasaran ingin mendapat medali emas ke Olimpiade 2020.

"Tekad saya tetap, ingin mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Kalau ada kesempatan saya ingin sekali lagi tampil di Olimpiade," kata Eko.

Ia merasa senang dapat mempersembahkan medali perak bagi Indonesia, yang berarti lebih baik dibanding yang diraihnya empat tahun lalu ketika ia mendapat perunggu.

Namun, Eko juga kecewa lantaran sebelumnya berangkat ke Rio de Janeiro yakin mampu meraih medali emas karena persiapannya cukup matang, dan telah mengukur kemampuannya mengangkat barbel.

"Target saya pada Olimpiade tahun ini adalah emas, tapi yang jelas apa saya dapat malam ini harus saya syukuri," katanya.

Eko dalam lomba angkat besi kelas 62 kg putra di Pavillion 2 Kompleks Olahraga Riocento itu mencatat angkatan total 312 kilogram.

Angkatan totalnya pada pertandingan Senin malam tersebut tidak cukup untuk bisa mengalahkan lifter Kolombia Figueroa Mosquera yang akhirnya meraih medali emas pertama bagi negaranya di Olimpiade 2016.

Atlet kelahiran Lampung 24 Juli 1989 tersebut telah tiga kali tampil di Olimpiade. Istimewanya, Eko selalu meraih medali bagi kontingen Indonesia.

Pada Olimpiade Beijing 2008, Eko meraih perunggu di kelas 56 kilogram. Kemudian, ia pindah ke kelas 62 kilogram saat Olimpiade London 2012, dan lagi-lagi ia meraih perunggu.

Kemudian di kelas idealnya 62 kilogram dalam Olimpiade 2016 nilai medali yang diraihnya pun meningkat menjadi perak.

Di luar Olimpiade, sejumlah prestasi telah diraihnya di antaranya sebagai peraih emas SEA Games 2009, 2013 dan 2015 itu. Selain itu ia serigkali menempati peringkat teratas dalam kejuaraan-kejuaraan angkat besi tingkat internasional.

Eko yang lahir dari keluarga miskin di Lampung tersebut tampak sangat menikmati karirnya sebagai atlet angkat besi sehingga program-program di pelatnas terus diikutinya dengan tekun.

Apalagi dari angkat besi telah memberinya penghidupan yang layak baginya, terutama adanya bonus-bonus dari pemerintah atau pun pihak swasta sebagai apresiasi atas prestasinya.

Di usianya yang sudah menginjak 27 tahun, Eko sudah terbilang sudah cukup senior di kalangan atlet-atlet angkat besi, namun ia tetap ingin mewujudkan impiannya yakni meraih emas Olimpiade .

Olimpiade Tokyo 2020 mungkin akan menjadi kesempatan terakhir bagi Eko untuk mengukir jenjang menanjak dalam karirnya di pesta olahraga sejagat itu, dari mulai perunggu, kemudian perak dan akhirnya emas.

Pewarta: Oleh Teguh Handoko
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016