Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar RI di Islamabad, Pakistan, menyampaikan hingga saat ini belum ada WNI yang menjadi korban pascaserangan bom bunuh diri di Provinsi Quetta, Pakistan, Senin (8/8), yang menewaskan sedikitnya 70 orang dan ratusan lainnya terluka.

Sekretaris III Pelaksana Fungsi Konsuler dan Protokol KBRI Pakistan, Faiez Maulana, mengatakan melalui surat elekronik yang diterima Antara di Jakarta, Selasa, bahwa terdapat satu orang WNI yang berada di Quetta, namun WNI tersebut dalam kondisi aman.

KBRI Islamabad juga telah mengeluarkan edaran kepada WNI untuk berhati-hati dan selalu membawa identitas diri serta izin tinggal yang masih berlaku.

Faiez menambahkan bahwa KBRI mengimbau para WNI yang mengetahui adanya gangguan keamanan dan tindakan kriminal untuk segera mencari tempat yang lebih aman dan melaporkannya ke pihak keamanan terdekat.

"Kami juga meminta semua WNI untuk terus menjaga komunikasi dengan KBRI Islamabad," kata dia.

Berdasarkan data KBRI Islamabad per Juli 2016, jumlah WNI di seluruh Pakistan sebanyak 955 orang, yakni 702 orang berada di wilayah kerja KBRI Islamabad dan 253 orang wilayah kerja Konsulat Jenderal RI (KJRI) Karachi.

Kantor Berita Reuters melaporkan pada Selasa, bahwa ISIS telah mengklaim ledakan bom bunuh diri di rumah sakit umum Quetta tersebut.

Pelaku meledakkan bom di depan Unit Gawat Darurat yang dipenuhi ratusan pelayat Faridullah, seorang pengacara terkemuka di Quetta yang tewas tertembak di kota tersebut.

Serangan itu adalah yang paling mematikan sejak pemboman Paskah di taman Lahore, yang menewaskan setidaknya 72 orang. 

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016