Aku akan bilang ini tidak adil, hakim yang terlibat dalam masalah ini kan cuma 3 dan 4 tahun
Jakarta (ANTARA News) - Pengacara senior Otto Cornelis Kaligis ingin mengajukan Peninjauan Kembali (PK) pasca putusan kasasi yang memperberat hukumannya menjadi 10 tahun.

"Pasti kita akan PK. Papa akan berjuang," kata anak Kaligis, Velove Vexia di gedung KPK Jakarta, Kamis.

Majelis kasasi yang terdiri atas Artidjo Alkostar, Abdul Latief dan Krisna Harahap pada 10 Agustus 2016 memperberat vonis terhadap OC Kaligis dari tadinya 7 tahun penjara di tingkat banding menjadi 10 tahun penjara. Majelis juga menambah denda yang harus dibayar Kaligis dari hanya Rp300 juta menjadi Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan.

"Aku akan bilang ini tidak adil, hakim yang terlibat dalam masalah ini kan cuma 3 dan 4 tahun. Ya sudah aku mohon doanya saja semoga papa sehat," tambah Velove.

Menurut Velove, ayahnya tersebut yakin dapat mengajukan bukti baru (novum) sebagai syarat mengusahakan PK.

"Dari pihak papa sendiri shock karena kemarin saat putusan dari pihak papa tidak dibeitahukan, malah dibilangnya sidangnya ditunda. Ternyata ada sidang," ungkap Velove.

Namun menurut Velove, ayahnya dalam keadaan sehat.

"Papa sehat sih, jadi doakan saja. Papa malah mau masakin aku. cepet datang ya, lagi dibuatin pasta," tambah Velove.

Kasasi tersebut sama seperti tuntutan jaksa penuntut umum KPK yang meminta agar Kaligis dihukum selama 10 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider 4 bulan kurungan karena menyuap Tripeni Irianto Putro selaku ketua majelis hakim PTUN Medan sebesar 5 ribu dolar Singapura dan 15 ribu dolar AS, dua anggota majelis hakim yaitu Dermawan Ginting dan Amir Fauzi masing-masing 5.000 dolar AS serta Syamsir Yusfan selaku Panitera PTUN Medan sebesar 2 ribu dolar AS sehingga totalnya 27 ribu dolar AS dan 5.000 dolar Singapura.

OC Kaligis terbukti berdasarkan pasal 6 ayat 1 huruf a UU No 31 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016