Jakarta (ANTARA News) - Rasio sukses kegiatan eksplorasi migas PT Pertamina saat ini mencapai 70-80 persen, di atas rata-rata industri migas di Tanah Air yang sekitar 50-60 persen.

"Eksplorasi itu harus bekerja dengan success ratio. Jadi jika kita lakukan 10 pemboran, jarang untuk sukses semuanya. Success ratio Pertamina overall antara 70-80 persen," ujar Senior Vice President Exploration Pertamina, Doddy Priambodo di Jakarta, Minggu.

Menurut Doddy, ke depan target rasio keberhasilan kegiatan eksplorasi Pertamina akan diturunkan menjadi sekitar 60-65 persen agar perusahaan memiliki potensi yang lebih besar dalam menemukan cadangan-cadangan besar. Hal ini sesuai dengan arahan manajemen Pertamina bahwa kegiatan eksplorasi Pertamina dituntut untuk meningkatkan risiko agar bisa meraih peluang untuk mendapatkan sumber-sumber migas besar.

"Direktur Hulu Pertamina Pak Syamsu Alam sudah memberikan arahan, risikonya diperbesar lagi karena perusahaan migas lain mencatatkan succes ratio 50-60 persen, tapi temuannya besar," katanya.

Angka penemuan cadangan minyak di Tanah Air masih menyedihkan. Bila dibandingkan dengan negara Asia-Pasifik, Indonesia tertinggal oleh Australia dan Malaysia dengan torehan rasio pengembalian cadangan 0,5. Artinya, setiap produksi 1 barel, cadangan yang ditemukan hanya 0,5 barel.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat aktivitas penemuan cadangan minyak dan gas oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tahun ini masih jauh dari harapan.

Kondisi tersebut diduga akibat pelemahan harga minyak dunia yang terjadi sejak akhir 2014. Hingga semester I 2016, aktivitas survei seismik baru mencakup dua kegiatan. Padahal dalam dokumen rencana kerja dan anggaran (work plan and budget) KKKS, survei ditargetkan mencapai 33 kegiatan. Survei non-seismik juga terpuruk dari rencana sebesar 13 kegiatan, realisasinya hanya empat kegiatan.

Doddy menjelaskan eksplorasi merupakan cara untuk mengetahui lokasi-lokasi yang dinilai berpotensi memiliki cadangan migas. Setelah lokasi tersebut diketahui, baru kemudian dilakukan pengeboran untuk membuktikan potensi cadangan migas yang terkandung di dalamnya.

"Kalau pemburu, harimau itu kan ditembak. Kalau eksplorasi tidak, maksimum yang kita dapat kandangnya. Yang membuktikan hanya satu, pemboran," kata dia.

Doddy mengungkapkan tidak hanya memanfaatkan teknologi terkini, Pertamina juga menggunakan teknologi yang sudah ada dalam melakukan eksplorasi. "Eksplorasi itu kan full teknologi, teknologi terkini maupun teknologi yang sudah ada kita kembangkan atau kita mengembangkan sendiri," kata dia.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016