Mereka bermain konsisten dari angka pertama. Jujur, mereka memang sangat siap
Jakarta (ANTARA News) - Pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil menyumbang medali emas bagi Indonesia bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus.

Emas yang dipersembahkan Tontowi/Liliyana bukan hanya emas pertama Indonesia pada Olimipade 2016, tetapi juga rekor baru sebagai ganda campuran pertama Indonesia yang bisa menyumbang medali emas Olimpiade.

Tontowi/Liliyana pertama kali dibentuk pada 011. Sejak itu, mereka menjadi ganda campuran unggulan Indonesia dan berhasil mencatat kemenangan pada sejumlah turnamen bergengsi, termasuk tiga kali menjuarai Kejuaraan Dunia serta juara All England.

Kegemilangan pasangan itu tidak lepas dari sentuhan tangan dingin pelatih ganda campuran Indonesia Richard Mainaky.

Kemenangan Tontowi/Liliyana di Olimpiade 2016 seolah juga melengkapi kebahagiaan Richard yang akhirnya bisa mengantar anak asuhnya hingga ke puncak podium turnamen paling bergengsi itu.

Pada Olimpiade Sydney 2000, pasangan Tri Kusharjanto/Minarti Timur dikalahkan Zhang Jun/Gao Ling (Tiongkok), sedangkan Liliyana yang berpasangan dengan Nova Widianto di Olimpiade Beijing 2008, gagal meraih emas setelah di partai puncak takluk dari Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung (Korea).

Munculnya duet Tontowi/Liliyana di tahun 2011, membuat pasangan ini menjadi harapan baru usai Nova pensiun setelah olimpiade. Prestasi cemerlang sepanjang tahun 2011-2012 ternyata belum mengantarkan pasangan dari klub Djarum ini menuju emas Olimpiade di London 2012. Ternyata buah kerja keras Tontowi/Liliyana terbayar pada Olimpiade Rio 2016.

"Puji Tuhan, kami sangat bersyukur dengan emas yang dipersembahkan oleh Tontowi/Liliyana. Saya ucapkan terima kasih kepada Tontowi/Liliyana, dua Olimpiade tim ganda campuran dapat perak, kali ini emas di Tontowi/Liliyana," ujar Richard Mainaky dalam laman resmi PBSI badmintonindonesia.org, Kamis.

Ia menilai penampilan Tontowi/Liliyana memang bagus sejak awal permainan.

"Mereka bermain konsisten dari angka pertama. Jujur, mereka memang sangat siap. Kita lihat saja dari babak semifinal, kemenangan atas unggulan pertama (Zhang Nan/Zhao Yunlei – China), menggambarkan mereka adalah calon kuat untuk juara, dengan catatan mereka tidak lengah," tutur kakak dari Rexy Mainaky itu.

"Pola permainan mereka sudah berjalan di awal permainan. Tetapi di game kedua, Liliyana terburu-buru, namun keduanya bisa counter lagi," jelas Richard.

Richard juga berterima kasih kepada rakyat Indonesia yang sudah mendukung dan mendoakan Tontowi/Liliyana dalam perjuangan membawa pulang medali emas ke Tanah Air. Tak lupa ucapan terima kasih Richard kepada bekas pasangan main Liliyana, yaitu Nova.

"Kemenangan ini bukan karena saya saja sebagai pelatih, tetapi juga dukungan dari asisten pelatih, Nova. Dia sangat membantu saya dengan tulus, dia bantu saya sampai capek, makanya saya mau dia ikut kesini (Rio). Terima kasih juga kepada PBSI dan semua tim support atas dukungannya yang luar biasa," kata Richard.

Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016