Awalnya kacau-balau"
Jakarta (ANTARA News) - Gendis (Shanty Paredes), Ella (Tara Basro), dan Bebe (Tatyana Akman) memutuskan meninggalkan ibu kota dan pindah menyusul sang ayah, Krisna (Ray Sahetapy).

Bersama Oma (Titiek Puspa), mereka mengelola hotel di tepi pantai di Mauemere, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Dibantu Bima (Reuben Elishama), keluarga tersebut mengembangkan hotel butik yang mereka dirikan sejak lama.

Kedatangan Yudha Palle (Rio Dewanto) mengubah keadaan mereka, Gendis si koki mendadak harus meluangkan waktunya untuk pengusaha keturunan Maumere itu.

Ella pun harus mendapati tekanan dari keluarga dan menghadapi Gendis, sang kakak.

Cerita perempuan

Nia Dinata, sang sutradara, mengemas “Ini Kisah Tiga Dara” yang terinspirasi dari “Tiga Dara” (1956) dengan memberikan sentuhan masa kini, perempuan yang bekerja.

Nia, yang sangat menggemari karya Usmar Ismail itu, ingin menggambarkan dalam cerita tersebut bahwa perempuan punya impian dan pilihan.

“Saya ingin memberdayakan perempuan,” kata Nia saat jumpa pers, Jumat (19/8) malam.

Sutradara “Arisan!” ini telah beberapa kali menonton “Tiga Dara” sejak kecil dan ia tergelitik untuk menelisik lebih jauh apa latar belakang dari para perempuan dalam cerita tersebut.

Membandingkan tokoh si sulung Nunung (Tiga Dara) dengan Gendis misalnya, menurut Nia, dalam film lama, Nunung menjadi perwakilan gambaran perempuan pada tahun 50-an, begitu juga yang ditemukan di film Hollywood.

Gendis, ia ciptakan sebagai perempuan urban yang memiliki impian dan punya pilihan untuk menentukan jalan hidupnya, begitu pun dalam urusan jodoh.

Konflik keluarga yang dituangkan dalam film ini pun cukup dekat dengan kehidupan sehari-hari, bagaimana mengatasi masalah di mata anak sulung, tengah, dan bungsu.

Tara Basro, dengan apik membawakan Ella si anak tengah, yang selalu kompetitif ingin sehebat sang kakak namun tetap menjadi nomor dua demi adiknya.

Sementara untuk tokoh nenek, Nia ingin memberi gambaran bahwa usia senja berarti menikmati hidup sehingga ia banyak memberi Titiek Puspa untuk menari dan bernyanyi di film ini.

Belajar nyanyi dan tari

Film bergenre musikal ini menuntut semua pemain, terutama ketiga dara, untuk mampu bernyanyi dan menari, adegan yang banyak mewarnai cerita ini.

Shanty Paredes tentu tidak kesulitan bernyanyi dan menari sambil akting namun tidak bagi Tara dan Tatyana.

Tara digembleng selama dua bulan agar dapat bernyanyi dan menari, apalagi ia belum pernah melakukannya dalam film terdahulu.

“Awalnya kacau-balau,” cerita Tara.

Tatyana, selain belajar menyanyi dan menari, juga rela berjemur agar warna kulitnya serupa dengan kakak-kakaknya.

Titiek Puspa mengaku menemukan kembali tempat bermainnya yang hilang dalam film musikal ini.

Pesona Maumere

Selain menonjolkan ikatan kekeluargaan Tiga Dara, “Ini Kisah Tiga Dara” juga menyajikan pesona wisata Maumere.

Gendis misalnya, selalu mengenakan celemek tenun ketika ia berada di dapur.

Penonton tidak hanya disuguhi keindahan pemandangan alam di sana, namun juga sekelumit sejarah tempat tersebut melalui bangunan gereja tua.

Nia mengaku memilih Maumere karena belum seramai Labuan Bajo dan dapat menjangkau lebih banyak tempat menarik di sana, seperti Danau Kelimutu maupun ke Ende.

“Saya memang senang Flores,” kata Nia.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016