Jakarta (ANTARA News) - Film bisu "Setan Jawa" karya Garin Nugroho menawarkan pengalaman yang berbeda di setiap tempat pemutarannya. 

"Setan Jawa" akan tayang pada 3-4 September 2016 di Jakarta dengan iringan gamelan yang dimainkan oleh 20 pengrawit. 

Di Opening Night of Asia Pacific Triennial of Performing Arts di Melbourne, Australia, "Setan Jawa" akan tayang dengan iringan gamelan dan musik orkestra pada Februari mendatang.
 
Garin sengaja membuat konsep film bisu untuk "Setan Jawa" agar ia dapat menggandeng berbagai komposer dari tiap negara untuk mempersembahkan iringan musik yang beragam.

"Konsep 'Setan Jawa' diiringi dan disesuaikan dengan komposer daerah itu dan mereka berhak memilih musik apa pun," kata Garin dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Tak hanya orkestra atau gamelan, film itu juga akan tayang dengan iringan musik lain, klasik atau kontemporer, seperti musik rock di Filipina dan musik klasik China.

Saat ini sudah ada enam negara yang tertarik memutar film itu. 

"Akan muncul interpretasi beragam di tiap negara," kata sineas yang pada 2016 genap merayakan 35 tahun berkarya.

Film itu merupakan kolaborasi Garin dengan seniman musik Rahayu Supanggah, yang memopulerkan musik gamelan Jawa ke masyarakat dunia, selama lebih dari empat dekade.

Ia menjamin para pengrawit yang mengiringi film "Setan Jawa" adalah mereka yang jempolan.

"Mengiringi film ini sulit (dengan gamelan), tidak ada ukuran pasti karena tidak ada konduktor (seperti orkestra)," kata Garin.

"Setan Jawa" adalah film mistik bertema pesugihan kandang bubrah, di mana seseorang yang meminta kekayaan dari iblis harus membayar dengan berubah menjadi tiang penyangga rumah saat ajalnya tiba. 

Garin, yang ingin membuat terobosan dalam film, menggabungkan seni sastra, seni tari, seni musik dan seni visual dalam "Setan Jawa". 

"Setan Jawa" dibintangi oleh Asmara Abigail sebagai Asih, Heru Purwanto sebagai Setio dan Luluk Ari sebagai Setan Jawa.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016