Jakarta (ANTARA News) - Yatim piatu, kesepian, tak dipercaya, begitu dirasakan Sophie (Rubby Barnhill) saat tinggal di panti asuhan bersama anak-anak lain yang senasib dengannya. 

Sophie selalu percaya bahwa pukul 03.00 adalah waktu gaib, waktu di mana seseorang akan bertemu hal-hal dan mahluk yang belum pernah ditemuinya selama ini.

Hingga suatu waktu, secara tak sengaja seorang raksasa paruh baya menampakkan diri di hadapan gadis kecil itu. Memiliki tinggi badan 7300 sentimeter, bertelinga besar, memiliki penciuman tajam, sedikit botak di bagian depan kepalanya, Big Friendly Giant (Mark Rylance), tahu sesuatu tentang Sophie.

Dia lantas membawa gadis berkacamata itu pergi menjauh dari London, menuju Negeri Raksasa. Sophie yang belum bangkit dari rasa terkejutnya, semakin bingung dengan apa yang terjadi dan apa yang dia lihat. Rumah raksasa, makanan raksasa hingga raksasa bengis, Fleshlumpeater (Jemaine Clement) dan delapan rekannya.

Berbeda dengan BFG, Fleshlumpeater dan rekan-rekannya merupakan sosok raksasa-raksasa yang mengerikan dan pemakan manusia. BFG, yang mereka anggap kerdil, memiliki keterbatasan berbahasa dan memalukan bangsa raksasa tak jarang menjadi objek bully mereka.

Di tengah upaya menyembunyikan Sophie dari kawanan Fleslumpeater, BFG membawa gadis kecil berambut pendek sekuping itu ke negeri mimpi. "Mimpi datang terdengar seperi dengungan kecil. Ada masa sulit, ada masa bahagia. Mimpi itu datang kepadamu," ujar BFG pada Sophie yang saat itu merasa takjub melihat warna-warni mimpi.

Sohpie berlari ke sana kemari mengikuti BFG, menangkap mimpi.  BFG bekerja menangkap mimpi dan meniupkannya pada manusia saat mereka tidur.

Hingga sebuah mimpi yang manis dan lembut, Phizzwizard, diikuti sebuah mimpi buruk muncul di hadapan mereka. Saat itu, BFG tahu mimpi Sophie. Dia lantas memasukkan mimpi itu ke dalam sebuah botol kaca.

Apakah mimpi Sophie itu? Apa BFG benar-benar tulus membantu gadis kecil itu mewujudkan mimpinya, sekalipun bisa berarti mereka tak bisa saling melihat lagi? 

Sophie masih ingat betul perlakuan buruk Fleslumpeater dan rekannya pada BFG. Bersama BFG, dia lantas mengatur sebuah rencana. Rencana yang nantinya mempertemukan mereka dengan Ratu Victoria (Penelope Wilton) beserta bala tentaranya dan Mary (Rebecca Hall).

Goresan tangan Spielberg

Diadaptasi dari cerita anak-anak karya penulis Roald Dahl, sutradara Steven Spielberg bersama The Walt Disney Studios menyajikan visualisasi yang terasa seperti nyata.

Dalam prosesnya, Spielberg menggabungkan teknik live-action dan elemen performance-capture untuk membuat kisah klasik itu menjadi lebih hidup.

"The BFG adalah cerita tentang persahabatan, sebuah kisah tentang kesetiakawanan di mana sahabat dapat saling mengandalkan. Sophie berhasil membuktikan bagaimana seorang gadis kecil sekalipun dapat membantu raksasa menyelesaikan permasalahannya," ujar dia.

Sekalipun berbau petualangan, Spielberg tak luput memasukkan unsur komedi di dalam karyanya ini.  BFG yang seringkali salah mengucap kata sehingga membingungkan, kekonyolonan tak terduga kawanan Fleslumpeater hingga aksi buang gas Ratu Inggris dan para jenderalnya nampaknya mampu memaksa penonton menyungging senyum.

Hanya saja, kendati berusaha mengajak penonton menjelajahi negeri raksasa, tak banyak hal indah yang bisa dilihat di sana. Satu-satunya keindahan negeri itu hanya negeri mimpi.

BFG akan tayang serentak di seluruh bioskop di Indonesia pada 7 September mendatang.

"Dia bahagia dan aku juga bahagia. BFG mendengar semua bisikan rahasia di dunia," bisik Sophie. Apa mimpimu dan maukah kau menggapainya?

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016