Seoul (ANTARA News) - Diplomat kawakan Korea Utara yang terlibat dalam perundingan internasional -yang buntu- untuk mengakhiri program nuklir negaranya, mengunjungi China, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap, Rabu.

Dewan Keamanan PBB mengeluarkan kecaman terhadap Korut setelah negara itu melakukan uji peluru kendali balistik pada Senin. China, sekutu utama diplomatik Korut, turut memberikan kecaman.

Diplomat Korut Choe Son Hui tiba di Beijing pada Selasa bersama penerjemahnya, kata kantor berita Korsel Yonhap mengutip sumber dekat dengan keadaan di Korut.

Yonhap tidak menyebutkan alasan kunjungan itu atau tokoh yang akan ia kunjungi.

Menurut Korsel, Choe adalah wakil direktur jenderal biro urusan AS pada Kementerian Luar Negeri Korut.

Ia pernah menjabat sebagai wakil kepala utusan untuk negosiasi yang dikenal dengan dialog enam-pihak, yang dituanrumahi China dan meliputi kedua Korea, Jepang, Rusia, dan AS. Dialog itu bertujuan menghentikan program nuklir Korut namun buntu sejak 2008.

Saat ditanya mengenai kunjungan tersebut dalam jumpa pers harian di Beijing, juru bicara Kemenlu China Hua Chunying mengatakan tidak mempunyai informasi.

Choe mengunjungi Beijing pada Juni untuk ambil bagian dalam forum yang dihadiri para utusan nuklir dari AS dan Korsel, namun tidak dilaporkan terlibat dalam pembicaraan tingkat pemerintah.

Presiden China Xi Jinping menegaskan kembali komitmen negara tersebut untuk melucuti nuklir di semenanjung Korea dalam dialog dengan presiden Korsel Park Geun-hye pada Selasa, disela-sela pertemuan puncak G20 di Hangzhou, China.

Korut semakin terkucil setelah uji nuklir keempat pada Januari dan peluncuran roket jarak jauh pada Februari mengarahkan pada sanksi lebih ketat dari DK PBB yang seringkali dilanggar oleh Korut dengan meluncurkan lebih banyak lagi rudal.

China tidak menyetujui rudal dan program nuklir Korut, serta mendukung resolusi DK PBB pada Maret.

Korut menguji tiga rudal balistik pada Senin, menembakkannya ke laut di lepas pantai timur ketika China menjadi tuan rumah temu puncak G20, demikian seperti dilansir Reuters.

(Uu.S022)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016