Khartoum (ANTARA News) - Presiden Sudan Omar Al-Bashir pada Rabu (7/9) memutuskan untuk membebaskan semua anak kecil yang telah ditahan di antara anggota kelompok bersenjata dan berjanji akan mempertimbangkan kasus tahanan lain.

Anak-anak yang dibebaskan akan diserahkan kepada Kementerian Kesejahteraan dan Keamanan Sosial untuk dirahabilitasi, kata Al-Bashir dalam satu upacara di Kota Kecil El-Fashir untuk mengumumkan berakhirnya 13 tahun konflik di Darfur.

ia menyeru gerakan bersenjata agar kembali ke perdamaian di negeri tersebut, dan mengumumkan pengampunan bagi gerakan gerilyawan jika mereka memilih perdamaian.

"Kami menyambut siapa pun yang meletakkan senjata --mereka yang berperang di Sudan Selatan dan Libya. Saya sepakat dengan presiden Chad untuk bekerja bagi tercapainya keamanan dan perdamaian di Republik Afrika Tengah," tambahnya, sebagaimana dikutip Xinhua, Kamis pagi.

Ia memuji upaya Lembaga Regional untuk melaksanakan Dokumen Doha bagi Perdamaian di Darfur.

Al-Bashir juga memuji upaya Pemerintah Qatar untuk mewujudkan perdamaian di Darfur.

Pada Rabu pagi, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Ath-Thani tiba di El-Fashir untuk ikut dalam perayaan yang menandai pelaksanaan kesepakatan perdamaian yang diperantarai Doha dan ditandatangani pada 2011.

Kesepakatan perdamaian Darfur, yang dikenal dengan Dokumen Doha bagi Perdamaian di Darfur (DDPD), ditandatangani pada 14 Juli 2011 antara pemerintah dan Gerakan bagi Pembebasan dan Keadilan (LJM) --yang dipimpin oleh Tijani As-Sisi.

Namun gerakan utama seperti Gerakan bagi Keadilan dan Persamaan (JEM) dan Gerakan Pembebasan Sudan, yang dipimpin oleh Abdul-Wahid Nur dan Mini Arku Minawi, belum bergabung dalam kesepakatan tersebut.

(Uu.C003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016