Jakarta (ANTARA News) - Pihak Twitter mengungkapkan ada empat miliar tweet dari Indonesia setiap tahunnya dan 80 persen dari jumlah tersebut mengkonsumsi video.

"Pertumbuhannnya 80 persen orang di Indonesia mengkonsumsi video di Twitter. It's very interesting sebenarnya. Bahkan gaming merupakan yang mereka cari," ujar Country Business Head Twitter Indonesia, Roy Simangunsong, kepada ANTARA News.

Menurut Roy, dari beragamnya konten video yang dicari, olahraga terutama sepakbola, musik dan berita selebriti, menempati urutan teratas.

"Mulai dari bangun sampai tidur kembali, menggunakan Twitter, intinya mengkonsumsi konten musik, selebriti, berita. Bukan hanya musik di Indonesia tetapi di luar juga," tutur Roy.

Hal ini dipengaruhi komposisi pengguna yang saat ini didominasi para pria muda, sehingga informasi seputar olahraga terutama sepakbola menjadi urutan teratas di Twitter.

"Komposisi pengguna Twitter di Indonesia antara female dan male hampir sama seperti komposisi pengguna internet di Indonesia, yang predominantly adalah male. Sport, bola, itu merupakan sesuatu yang sangat mereka cari," kata Roy.

Sementara pengguna perempuan berangsur tumbuh seiring beragamnya informasi yang bisa diakses melalui Twitter semisal resep dan cara memasak.

"Pertumbuhan user wanita di Twitter cukup pesat. Mereka mengkonsumsi berita macam-macam, cara memasak misalnya. Kami tahu darimana? Pada waktu Ramadhan banyak orang mencari resep-resep masakan. Lalu mencari informasi soal susu, ini dilakukan terutama oleh ibu-ibu muda," jelas dia.

Roy mengatakan tak melulu konten-konten serius, pengguna di Indonesia pun cenderung mengakses sesuatu yang berbau hiburan.

"Sekarang ada Gif, create gambar bergerak. Orang bisa merespon sesuatu dengan gambar, namun gambar bergerak. Membantu orang mengekspresikan sesuatu. Atau menambahkan stiker pada foto. Orang bisa bermain-main," kata dia.

"Jadi berbicara mengenai Twitter itu serius-serius banget, sebenarnya enggak. Karena banyak hal-hal menarik di Twitter," pungkas Roy.


Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016