Jakarta (ANTARA News) - Partikel beracun yang ditemukan dalam polutan bisa menganggu kerja otak dan menimbulkan penyakit Alzheimer, menurut studi dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Peneliti menemukan, magnetit polutan memasuki otak melalui saraf penciuman, serat yang menghubungkan hidung dengan otak sehingga memungkinkan kita mencium bau. Magnetit adalah salah satu polutan yang ditemukan di partikulat. Biasanya polutan ini ditemui di daerah perkotaan.

Kadar magnetit yang tinggi ditemukan dalam jaringan otak, terutama di wilayah berpolusi seperti Meksiko dan Manchester.

Polusi udara menjadi ancaman kesehatan dunia saat ini. Studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan lebih dari 80 persen populasi di perkotaan tinggal dalam kondisi kualitas udara di bawah standar kesehatan.

Beberapa studi juga menunjukkan polusi udara berkontribusi pada terjadinya jutaan kematian dini setiap tahunnya.

Masalah ini semakin akut terjadi di negara-negara berkembang seperti China dan India, yang kerap dihantui ancaman asap. Namun, penelitian baru-baru ini menunjukkan polusi udara sekalipun di kota-kota Amerika dan Eropa tetap menyebabkan masalah kesehatan. Salah satunya disebabkan asap kendaraan.

Hampir 6500 orang meninggal di usia muda setiap tahunnya karena polusi udara. Sementara di Inggris sekitar 40 ribu per tahunnya.

Berbagai studi sebelumnya telah memperlihatkan bagaimana polusi berdampak buruk bagi sistem kardiovaskular, menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru. Demikian seperti dilansir Time.com.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016