New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena investor mempertimbangkan kembali kemungkinan kenaikan suku bunga Fed pada September.

Pada Senin, dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya menyusul komentar-komentar "dovish" dari Gubernur Federal Reserve Lael Brainard.

"Sementara kemajuan ekonomi berlanjut akan bijaksana bagi The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneter yang longgar," kata Brainard dalam sebuah pidatonya di Chicago.

Namun, dampak dari pernyataan-pernyataan "dovish" Brainard pada Selasa memudar karena investor mempertimbangkan kembali tentang waktu kenaikan suku bunga AS berikutnya.

"Sebagai catatan, Brainard memberi argumen yang sama tahun lalu dalam pidato pada 6 November dan 1 Desember, sesaat sebelum Fed menaikkan suku bunga diskonto," kata Jay Morelock, seorang ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatannya.

Sementara itu, investor juga terus memantau pertemuan kebijakan The Fed untuk September. Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), unit kebijakan moneter The Fed, akan menggelar pertemuan pada 20-21 September.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,56 persen menjadi 95,626 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,1207 dolar AS dari 1,1238 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3186 dolar AS dari 1,3335 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia merosot menjadi 0,7453 dolar AS dari 0,7561 dolar AS.

Dolar AS dibeli 102,72 yen Jepang, lebih tinggi dari 101,84 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9778 franc Swiss dari 0,9720 franc Swiss, dan bergerak naik ke 1,3170 dolar Kanada dari 1,3042 dolar Kanada.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016