Yogyakarta (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi menggelar acara "Ngamen Antikorupsi" di Stasiun Tugu Yogyakarta sebagai upaya untuk mengkampanyekan peradaban antikorupsi.

"Upaya untuk membangun peradaban baru, peradaban antikorupsi tidak hanya dilakukan dengan satu cara saja. Kami punya banyak cara, termasuk di stasiun dan kereta api," kata Wakil Ketua KPK Saut Situmorang di Stasiun Tugu Yogyakarta, Sabtu petang.

Menurut dia, stasiun dan kereta api mampu menggambarkan kondisi negara dan masyarakat Indonesia karena penumpang di dalam satu gerbong kereta api saja berasal dari berbagai latar belakang ekonomi dan kondisi sosial.

Oleh karena itu, lanjut dia, KPK menilai bahwa kereta api dan kawasan stasiun menjadi salah satu lokasi yang strategis untuk mengawali upaya mewujudkan warga yang memiliki karakter dan berintegritas guna membangun peradaban baru.

"Bisa dimulai dengan disiplin membuang sampah di tempat sampah seperti yang dilakukan Singapura," katanya.

Sebelum digelar di Stasiun Tugu Yogyakarta, kegiatan serupa telah digelar di berbagai lokasi yaitu di Stasiun Bandung, Bogor, Jakarta Kota dan akan dilanjutkan ke Surabaya.

Sementara itu, saat disinggung mengenai penangkapan Ketua DPD Irman Gusman yang diduga melakukan tindak pidana korups, Saut memilih untuk tidak berkomentar lebih panjang. "Biar diselesaikan dan dibuktikan di pengadilan saja," katanya.

Namun demikian, ia memastikan bahwa operasi penangkapan tersebut tidak dilakukan secara tiba-tiba. "Kami concern pada bidang ketahanan pangan, termasuk gula seperti kasus yang sedang kami tangani," katanya.

Atas kasus tersebut, ia pun meminta agar siapapun mengubah perilaku dan tidak mencoba-coba melakukan tindak pidana korupsi. "Rakyat sudah menderita. Hentikan mulai hari ini," katanya.

Sementara itu, vokalis dari pengisi acara "Ngamen Antikorupsi" Orkes Melayu Pengantar Minum Racun (PMR) Jhonny Iskandar mengatakan, salah satu cara yang bisa dilakukan musisi untuk mencegah tindak korupsi adalah melalui lagu.

Ia bahkan mengaku menciptakan lagu khusus yang bertema korupsi untuk kegiatan tersebut. "Belum ada judulnya karena baru dibuat," katanya yang menyebut lirik lagu mengingatkan pejabat agar tidak korupsi jika tidak ingin merasakan penjara.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016