Bandung (ANTARA News) - Kontingen Papua meraih dua medali emas dari empat yang diperebutkan pada cabang olahraga dancesport PON XIX/Jawa Barat, di Bandung, Minggu.

Medali emas itu dipersembahkan pasangan pedansa Tedjo Wiyono/Ruci Anggraini pada nomor rising star standard yang berhasil mengungguli enam pendansa lain di partai final.

Sebanyak 12 juri memberikan poin 4 pada Tedjo/Ruci atas penjumlah dari poin waltz (1), tango (1), slow foxtrot (1), dan quick step (1).

Hasil ini lebih baik dibandingkan Hendra Sulaiman/Gloria Angel (Kepulauan Riau) pada urutan kedua yang mengumpulkan poin 10, dan Vincent Andrian/Elizabeth Marthalia (Jawa Barat) pada urutan ketiga dengan 11 poin.

Kemudian keping emas kedua milik Papua melalui pasangan Sahrul Laili Fahmi/Finasti Namiarum pada nomor pre amateur latin yang meraih poin 3 atas akumulasi dari cha cha cha (1), rumba (1), dan jive (1), atau mempecundangi Ivan Otnieliem/Vani Jusak Otnieliem (Sulsel) yang mengumpulkan total poin 6, dan Ridwansyah/Stevany (Kaltim) yang meraih poin 10.

Keberhasilan ini langsung disambut sukacita kontingen Papua yang meluapkan dengan bersorak-sorai di pinggir lapangan sesaat setelah papan skor menampilkan peringkat keenam finalis.

Wakil Ketua KONI Papua, Jhon Banua Row, mengatakan, pencapaian dua medali ini sudah sesuai target yang ditetapkan pemerintah daerah.

"Sejak awal, dua pasangan ini ditargetkan meraih medali emas. Keduanya telah menjalani persiapan matang di dalam dan di luar negeri sebelum PON," kata ROw.

Ia mengatakan, para atlet peraih medali emas ini akan diganjar dengan bonus masing-masing Rp600 juta.

"Untuk pekerjaan tentunya juga akan diberikan dengan dicarikan perusahaan milik daerah di Papua. Ini sebagai bentuk apresiasi, dengan harapan atlet tetap loyal terhadap Papua karena memang sepenuh hati kami bina sejak tiga tahun lalu, tujuannya tak lain agar penstimulus bibit setempat untuk jadi atlet andal," kata dia.

Sementara itu, atlet peraih medali emas, Sahrul yang diwawancarai seusai pengalungan medali mengatakan sejak satu tahun terakhir sangat fokus untuk persiapan mengikuti PON di Jawa Barat ini karena terakhir kali dipertandingkan pada PON di Kalimantan Timur pada 2008.

"Uji coba sering dilakukan, terutama ke Singapura dan Malaysia dan pada Juli tahun ini, kami berhasil meraih emas di Malaysia Open," kata Sahrul didampingi Finasti.

Dua atlet yang sebelumnya membela Daerah Istimewa Yogyakarta ini mengatakan sempat gugup di babak penyisihan. Namun, setelah beberapa kali berdansa akhirnya dapat mengusai arena.

"Bersyukur sekali, saat final bisa memberikan performa terbaik," kata Sahrul.

Sementara itu, dua medali emas berikutnya yang diperebutkan pada hari kedua pelaksanaan dancesport menjadi milik dua provinsi yakni Jawa Barat yakni pada nomor free all quick step melalui pasangan Vincent Andrian/Elizbeth Marthalia dengan poin 1 yang mengalahkan Nico Darmawan/Yovita Earlene (DKI Jakarta) dengan poin 2, dan Hendra Sulaiman/Gloria Angel (Kepulauan Riau) dengan poin 3.

Medali emas berikutnya menjadi milik Jawa Timur pada nomor free for all jive atas nama Albert Juwono/Tania Christabela Tungka dengan poin 1, disusul Ivan Otnieliem/Vani Jusak Otnieliem (Sulsel) dengan poin 2, dan David Otnieliem/Devi Otnieliem dengan poin 3.

Pertandingan cabang olahraga dancesport ini akan berlanjut besok (19/9) dengan memperebutkan satu medali emas pada nomor hip hop.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016