Jakarta (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Mathlaul Anwar mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberantas korupsi tanpa tebang pilih.

"Kami mendukung KPK memberantas korupsi tanpa tebang pilih agar memberikan efek jera pada pejabat publik," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Generasi Muda Mathlaul Anwar (Gema MA) Ahmad Nawawi SSi, MM di Jakarta, Senin.

Hal itu, kata dia, menjadi sikap resmi Gema MA dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I GEMA MA Tahun 2016.

Pihaknya juga meminta pejabat publik yang beragama Islam untuk dapat menjadi teladan dalam berpolitik dan tetap santun, bebas dari ujaran kebencian, kaya inovasi dan bebas korupsi sehingga menjadi panutan umat islam dalam berpolitik.

"Kami juga meminta generasi muda yang diamanahi sebagai pejabat publik mampu menjadi lokomotif perubahan yang cepat, terarah dan bebas narkoba agar dapat menjadi role model generasi muda Indonesia," katanya.

Pihaknya sekaligus meminta para kader Gema MA di seluruh Indonesia untuk terus berkontribusi merawat Indonesia yang majemuk dengan tetap dalam bingkai NKRI.

"Tetaplah terlibat aktif mendukung setiap kebijakan Pemerintah yang pro rakyat, tetapi tetap kritis pada kebijakan yang melawan hati nurani rakyat," katanya.

Rakernas I DPP Gema MA berlangsung pada 16-18 September 2016 di Banten dengan tema "Satu abad Mathlaul Anwar berkiprah untuk bangsa".

Acara tersebut dirangkai dengan Dialog Kebangsaan GEMA MA yang menghadirkan pembicara dari Staf Khusus Kementerian Pemuda dan Olahraga Zainul Nasihin, Rektor Universitas Mathlaul Anwar Prof Dr Bambang Pranowo, dosen pascasarjana IPB Dr Ahmad Mukhlis Yusuf, MM dan Staf Ahli Wali Kota Tangerang Selatan.

Ahmad Nawawi juga mengatakan, sebagai bagian dari elemen bangsa yang telah berusia satu abad, Mathlaul Anwar bagaikan miniatur umat Islam di Indonesia yang majemuk.

Dengan demikian Mathlaul Anwar diharapkan dapat terus menampung umat Islam dari segala golongan tanpa membeda-bedakan mazhab apalagi afiliasi partai politik Islam.

"DPP Gema MA siap menjadi serat perekat bangsa yang dewasa ini hampir terpecah-belah oleh politik identitas," kata Nawawi.


(H016/S023)

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016