Bandung (ANTARA News) - Hari keenam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/ 2016, Rabu, ditandai dengan keberhasilan atlet-atlet tuan rumah Jawa Barat menjuarai sejumlah nomor pertandingan, namun juga diwarnai dengan keprihatinan atas terjadinya sejumlah bencana alam yang menelan menelan puluhan korban jiwa di provinsi ini.

Berita-berita mengenai Jawa Barat di media massa dan juga media sosial, kini bukan hanya soal perjuangan para atlet untuk meraih juara di PON XIX, namun juga perjuangan para petugas SAR dan sukarelawan untuk menolong para korban bencana alam di Kabupaten Garut dan Sumedang.

Hujan deras yang melanda Kota Bandung dan sejumlah daerah di Jabar, mengakibatkan banjir bandang di Garut. Sementara ini sudah 17 orang yang dinyatakan tewas, sementara masih ada sejumlah warga yang dalam pencarian.

Sementara itu di Kabupaten Sumedang, bencana tanah longsor telah menewaskan setidaknya lima orang. Tim SAR hingga Rabu malam masih melakukan pencarian kemungkinan masih adanya korban.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang juga selaku ketua Panitia Besar PON XIX, perhelatan PON tetap berjalan berjalan, sementara penanganan korban bencana tetap berlangsung.

Kegiatan Aher pun terpecah, tidak hanya meninjau pertandingan-pertandingan PON, namun juga meninjau daerah-daerah yang terkena bencana alam.

"Sejauh ini PON tidak terganggu dan terpengaruh oleh bencana alam ini, kalaupun dulu ada jalan putus ke lokasi cabang olahraga gantole itu sudah beres atau diselesaikan," kata Ahmad Heryawan, di Media Center Utama PB PON XIX, Kota Bandung, Rabu.

Soal prestasi olahraga di PON XIX, Jabar masing "on the track" menuju pencapaian target menjadi juara umum. Kontingen tuan rumah hingga Rabu malam sudah mengantongi 83 medali emas, atau lebih dari separuh yang didapat saingan terdekatnya, Jawa Timur dan DKI Jakarta.

Tambahan medali emas bagi Jabar antara lain di dapat melalui cabang biliar, angkat besi, boling dan juga balap sepeda, dimana Yanthi Fuchiyanty, merebut medali emas balap sepeda nomor bergengsi Individual Time Trial di kawasan Tangkuban Perahu, Subang.

Meskipun masih memimpin klasemen perolehan medali, namun hari keenam PON XIX sebenarnya menjadi milik Jawa Timur yang berhasil merebut peringkat kedua yang sebelumnya ditempati DKI Jakarta.

Hingga Rabu malam, tercatat Jatim menambah 10 medali emas dari berbagai cabang olahraga.

Panahan

Cabang panahan menjadi ladang medali emas bagi Jawa Timur yang diperkuat atlet Olimpiade 2016 Riau Ega Agatha. empat medali emas diraih Jatim di cabang ini, yakni di nomor aduan beregu recurve FITA putra dan putri, serta aduan perorangan recurve FITA putra dan putri, dan masih ada peluang untuk menambah lagi pada hari berikutnya.

DKI Jakarta tersendat dalam perolehan medali hari keenam ini. Namun di cabang olahraga dirgantara DKI dapat menunjukkan kekuatannya dengan meraih medali emas di nomor terbang layang ketepatan mendarat putra dan putri.

Sementara itu di papan bawah, kontingen Nusa Tenggara Barat berhasil meraih medali emas pertamanya setelah Dhita Juliana dan Putu Dini Jasita Utami meraih medali emas dengan mengalahkan pasangan Jatim Nanda Ragilia dan Rizki Dwi Andriani dengan skore 2-0.

Sejumlah ketegangan terjadi pada beberapa cabang olahraga, utamanya karena tidak puas dengan kepemimpinan wasit.

Bahkan kontingen tuan rumah Jabar juga melakukan protes pada cabang wushu sehingga sempat terjadi ketegangan di antara para ofisial.

Ketua Pengurus Daerah Persatuan Wushu Indonesia (PSI) Jawa Barat Edwin Senjaya menyatakan protes karena yang dilakukan Jabar atas hasil final di nomor sanda putri merupakan upaya mencari keadilan terhadap putusan wasit.

"Jabar melakukan protes atas hasil pertandingan di kelas 52kg putri, itu untuk menuntut keadilan sebagai pesarta. Bukan sebagai tuan rumah PON XIX/2016 Jabar," kata Senjaya.

Ketua Umum Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XIX/2016 Ahmad Heryawan mengimbau semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan PON untuk bertindak bijaksana atau arif terkait adanya sejumlah keluhan/masalah serta dugaan kecurangan dari sejumlah kontingen.

"Saya ingin semua pihak bertindak arif atau bijaksana. Mari kita sambut pesta olahraga nasional dengan baik dan kita dorong semua atlet sportif, kita dorong wasit bertindak adil dan wasit itu direstui oleh masing-masing kontingen. Kami hanya memfasilitasi saja," kata Ahmad Heryawan, di Bandung, Rabu.

Menurut dia, para wasit yang memimpin pertandingan di setiap cabang olahraga PON XIX semuanya ditentukan oleh KONI Pusat. "Wasit itu kesepakatan di cabang olahraga masing-masing. Sehingga mari kita selesaikan bersama-sama," katanya.

Ia menambahkan, sejauh ini KONI Pusat menilai pelaksanaan PON masih dalam tahap wajar.

Masalah perwasitan menjadi ujian bagi Jabar selaku penyelenggara untuk dapat menyukseskan PON XIX.

Sementara itu sudah sudah 31 provinsi yang meraih medali pada PON XIX ini. Tiga propinsi yakni Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur belum meraih satu pun medali.

Sementara itu pada hari ketujuh PON XIX, Kamis, cabang olahraga atletik mulai melaksanakan pertandingan pertamanya di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.

Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016