Mekkah (ANTARA News) - Seorang jamaah haji dari Kelompok Terbang (Kloter) 37 Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS 37) berniat memanjatkan doa untuk warga Garut, Jawa Barat yang sedang dilanda bencana banjir di Raudlah, Madinah.

"Saya akan berusaha ke Raudlah. Saya berangkat dari Indramayu tapi asli saya dari Garut. Sekarang Garut kena musibah. Insya Allah, saya akan mendoakan yang meninggal dunia korban musibah. Insya Allah akan mendoakan di Raudlah," kata Aep Saiful Rahmah, salah seorang jamaah haji Kloter 37 di Mekkah, Kamis.

Ditemui menjelang keberangkatannya ke Madinah, Aep dengan didampingi istrinya, Syarifah, mengemukakan niat kuatnya tersebut mengingat untuk bisa berdoa di Raudlah atau salah satu sudut di Masjid Nabawi di dekat Makam Nabi Muhammad SAW bukan hal yang mudah.

Hampir seluruh jamaah ingin memiliki kesempatan berdoa di tempat itu sehingga antrian di tempat yang ditandai dengan karpet berwarna hijau itu tak pernah putus karena dipercaya sebagai tempat mustajabah untuk berdoa.

Sementara itu banjir bandang yang terjadi di Garut pada awal pekan ini telah menewaskan puluhan orang.

Selain ingin berdoa di Raudlah, Saiful dan Syarifah juga berniat untuk menyelesaikan prosesi Arbain atau shalat 40 waktu tanpa putus di Masjid Nabawi.

Sementara itu Tarmudi, jamaah rombongan satu JKS 37 mengaku kesempatan ke Madinah dan menjalankan ibadah di Masjid Nabawi adalah pengalaman yang tak akan dilupakannya.

Ia mengaku beruntung hanya perlu menunggu lima tahun untuk berhaji sementara tetangganya yang sama-sama mendaftar di tahun 2011 harus menunggu tujuh tahun.

"Hanya beda bulan, saya daftar Maret dia akhir tahun. Kalau daftar tahun kemarin bahkan sudah 16 tahun," katanya.

Berangkat bersama istri dan ibu mertuanya, Tarudi juga mengaresiasi layanan haji tahun ini yang dinilainya memuaskan dan memudahkan jamaah haji.

"Hotelnya bagus. Katering dan busnya juga nyaman. Lalu mau ke Masjidil Haram gampang ada bus 24 jam yang enak, tinggal kuat tidak saja badannya," katanya.

Ia juga bersyukur ketika ibu mertuanya yang mengalami gangguan pernafasan memperoleh pelayanan yang baik.

 "Tadinya sempat bingung bagaimana wukufnya karena lima hari sebelum wukuf dirujuk ke klinik tapi Alhamdulillah ada fasilitas safari wukuf. Sudah diuruskan petugas," katanya.

Menurutnya, kini ibu mertuanya yang berusia 80 tahun telah cukup sehat untuk ikut ke Madinah.

"Waktu umroh wajib masih bisa sendiri. Setelah itu kelelahan," katanya seraya berharap sang ibu mertua mampu menyelesaikan Arbain.

Sementara itu, Ketua rombongan dua JKS 037, Abdul Aziz juga sudah meniatkan diri untuk menyelesaikan proses Arbain di Masjid Nabawi Madinah. Jika mendapat kesempatan beribadah di Raudlah, Abdul Aziz mengaku akan memanfaatkan momen itu untuk memohon ampunan kepada Allah SWT.

"Juga bersalawat kepada Nabi Muhammad yang menjadi panutan dan kebanggaan kita. Alhamdulillah, kami bisa hadir dan berziarah di makam Nabi," katanya.

Jamaah haji gelombang kedua mulai bergerak ke Madinah, dan setiap kloter akan tinggal selama delapan hingga sembilan hari untuk memberi kesempatan jamaah melakukan Arbaim.

Selain JKS 037, diberangkatkan juga pada Kamis pagi kloter 35 embarkasj Surabaya (SUB 035) dan kloter 36 embarkasi Jakarta Bekasi (JKS 036). Sejak Kamis (22/9), proses pemberangkatan jemaah dari Mekkah ke Madinah akan berlangsung secara bergelombang setiap hari, sejak pagi hingga sore, sebelum Maghrib.

(T.G003/B/A039/A039) 23-09-2016 03:03:18

Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016