Jakarta (ANTARA News) - PBB diminta agar segera mengambil langkah yang signifikan untuk menghentikan Kebiadaban Israel yang sedang melakukan pembunuhan massal, sebagai akibat serangan membabi buta yang dilakukannya di Gaza. PBB diminta segera memaksa Israel dengan segala cara untuk menghentikan segala bentuk serangan ke wilayah-wilayah Palestina dalam waktu segera, memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan mendorong dialog untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina secara permanen. Demikian seruan dari sekitar 100 tokoh sipil yang tergabung dalam Masyarakat Madani Indonesia, kepada El Mostafa Benlamih, Kepala Perwakilan PBB, Rabu, di Jakarta. Sejumlah tokoh yang mendatangi Kantor Perwakilan PBB antara lain Dien Syamsudin (MUI/PP Muhammadiyah), Prof. Komarudin Hidayat (Rektor UIN), AM Fatwa (MPR), Romo Beny (Perwakilan Katolik), Yuddy Chrisnandi (Partai Golkar), Irgan Chairil Mahfidz (PPP), Budiman Sujatmiko (PDI-P), Muktar Pakpahan (Partai Buruh), Hamdan Zoelva (PBB), Nathan Setiabudhi (PGI), Syafie Anwar (ICIP), Effendi Choirie (PKB), Moeryati Soedibyo (DPD), Rhoma Irama (Artis) dan tokoh-tokoh agama, intelektual, media, artis dan lain-lain. Seperti dilaporkan langsung oleh Mukhlis Yusuf, Dirut LKBN ANTARA yang turut menghadiri seruan keprihatinan tersebut, El Mostafa Benlamih menyampaikan apresiasinya terhadap kedatangan para tokoh sipil itu dan berjanji akan menyampaikan langsung seruan tersebut kepada Sekjen PBB di New York. Benlamih menyatakan semua unsur PBB juga merasakan keprihatinan hal yang sama, dan sedang melakukan daya upaya yang dapat dilakukan agar serangan itu segera dihentikan dan mendorong dialog untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi di Palestina. Benlamih menyatakan bahwa perang di Jalur Gaza bukanlah perang agama, melainkan konflik politik dan perang antara pihak yg kuat dan lemah. Menurutnya, perang yang saat ini masih berlangsung itu telah melampaui batas-batas kemanusiaan. Pernyataan Benlamih ini menanggapi sejumlah seruan keras yang disampaikan sejumlah tokoh yang hadir. Dalam pengantarnya, Dien Syamsudin mewakili seluruh tokoh yang hadir menyampaikan bahwa saat ini merupakan momentum bagi PBB untuk menjalankan peran yang dapat dilakukannya  sebagai wadah berhimpunnya kepentingan bangsa-bangsa.   "Inilah momentum bagi PBB untuk  membuktikan eksistensinya, bila tidak, maka PBB akan dilupakan dan dinilai perpanjangan tangan negara-negara kuat atau kepentingan lobi negara-negara tertentu", kata Dien. "Perang ini telah melampaui batas-batas kemanusiaan, karena anak-anak dan perempuan yang tidak ikut berperang telah menjadi korban yang mengenaskan", kata Prof. Komarudin Hidayat. Pernyataan serupa disampaikan Budiman Sudjatmiko, politisi PDI-P, yang juga menyerukan agar PBB bersikap lebih keras terhadap Israel dan berlaku adil dalam menjalankan perannya, terutama perlindungan terhadap negara-negara yang menjadi korban dari negara-negara kuat. (*)  

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009