Kota Gaza (ANTARA News) - Otoritas Energi Palestina di Gaza menyatakan satu-satunya pembangkit listrik di jalur tersebut akan ditutup untuk sementara karena kekurangan bahan bakar.

"Pembangkit listrik akan ditutup untuk sementara karena tidak ada bahan bakar untuk mengoperasikannya belakangan ini," kata lembaga tersebut dalam satu pernyataan di situsnya Kamis (22/9).

Keputusan itu diambil setelah gangguan di tempat penyeberangan komersial Karm Abu Salem, satu dari dua tempat penyeberangan Israel yang beroperasi ke luar dari daerah kantung pesisir yang diblokade tersebut di mana barang-barang diangkut ke Jalur Gaza, termasuk bahan bakar, kata pernyataan tersebut.

Warga Gaza membutuhkan 480 sampai 500 megawatts listrik setiap hari, tapi hanya dapat memperoleh 210 megawatts, yang meliputi 120 megawatts yang diekspor Israel dan 30 megawatts dari Mesir, sedangkan sisanya dihasilkan oleh pembangkit listrik itu.

Dalam kondisi "normal", warga Gaza akan memperoleh delapan jam pasokan listrik diikuti pemadaman listrik selama delapan jam.

Ketika pasokan bahan bakar menyusut, orang-orang di Gaza harus mengalami pemadaman listrik 12-jam sebelum menikmati listrik selama enam jam.

Pada Rabu, Otoritas Nasional Palestina menyatakan Karm Abu Salem ditutup oleh pemerintah Israel akibat penyerangan dan sabotase oleh penyerangan tak dikenal. Pada Kamis pagi, tempat penyeberangan tersebut dibuka kembali.

Jalur Gaza, dengan penduduk lebih dari 1,8 juta, diblokade Israel sejal 2007, ketika Gerakan Perlawanan Israel (HAMAS) menguasai daerah kantung itu, demikian menurut warta kantor berita Xinhua. (Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016