Bangkok (ANTARA News) - Tiga polisi Thailand tewas dan dua lainnya cidera, Jumat, dalam serangan bom dan penembakan di provinsi wilayah selatan Yala, dimana kelompok pembangkang Muslim menggencarkan pemberontakan melawan pemerintah.

Serangan itu dilakukan hanya sebulan setelah serangkaian pengeboman di tiga kawasan wisata Thailand yang menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya, serta memancing kekhawatiran bahwa pemberontak tengah memperluas serangannya ke sasaran wisatawan.

Polisi berada dalam dua truk terbuka ketika kendaraan pertama meledak akibat bom di tepi jalan, kata Letnan Kolonel Polisi Chamnan Bhutpakdee kepada Reuters.

"Para pelaku meledakkan bom ketika truk tersebut melintas, menewaskan tiga petugas saat itu juga," katanya.

Para pemberontak kemudian melepaskan tembakan ke arah truk kedua sehingga melukai dua petugas, kata Chamnan. Salah seorang diantaranya berada dalam kondisi kritis.

Yala, bersama dengan Pattani dan Narathiwat merupakan provinsi-provinsi berpenduduk mayoritas Muslim di selatan negara mayoritas Buddha itu.

Pemberontakan melanda kawasan berpenduduk etnis Melayu itu selama beberapa dekade, namun semakin meningkat pada 2004. Sejak saat itu, lebih dari 6.500 orang tewas, menurut kelompok pemantau Deep South Watch.

International Crisis Group (ICG) dalam laporannya pekan ini memperingatkan bahwa serangan pada Agustus lalu menunjukkan "perubahan jelas dan keputusan nyata untuk memperluas konflik" yangselama ini terbatas di tiga provinsi selatan saja.

Dialog dengan pemberontak dimulai pada 2013 dibawah mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra namun terhenti setelah militer menggulingkan pemerintah pada 2014.

Namun awal bulan ini, dialog putaran baru dilakukan di Malaysia antara kelompok payung pemberontak dan pemerintah Thailand meski tidak menghasilkan terobosan apapun.

ICG mengatakan pemerintah hanya tertarik dengan "kemiripan dialog" dan menentang pendelegasian kekuasaan apapun sementara pemberontak tidak mengajukan landasan bagi dialog.

Hasilnya adalah kebuntuan yang kedua belah pihak tidak merasa cukup mendesak untuk diatasi, bahkan setelah pengeboman bulan lalu memperjelas kapasitas militan untuk mengakibatkan kerusakan bagi jiwa maupun perekonomian, katanya.

Thailand mengusulkan pembangunan dinding di perbatasan selatan sepanjang 640 km untuk menghentikan pemberontak melintas keluar masuk Malaysia, yang menurut pengamat mereka gunakan sebagai kawasan aman untuk merencanakan serangan, demikian Reuters.

(S022)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016