Budapes (ANTARA News) - Ledakan tidak diketahui mengguncang Budapes tengah pada Sabtu malam, menyebabkan dua polisi terluka, kata kepolisian dalam pernyataan pada Minggu.

"Kepolisian melibatkan pakar untuk meninjau tempat tersebut, mewawancarai saksi dan mengumpulkan data," kata pernyataan itu.

"Pemeriksaan pakar dan setempat terkait asal ledakan dan peninjauan ulang kerusakan masih dalam proses," katanya.

Kepolisian mengatakan tidak ada korban luka lain akibat ledakan itu, yang terjadi sekitar pukul 03.30 WIB.

Tidak ada tanggapan lebih jauh dari kepolisian atau dinas penanganan bencana. Juru bicara pemerintahan menolak memberikan tanggapan terkait apakah ledakan itu memiliki keterkaitan dengan serangan terencana.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, yang menjadi tokoh oposisi terhadap pendatang ke Eropa dan berkampanye untuk menerapkan jatah penempatan pendatang atas dugaan peningkatan jumlah pendatang menyebabkan peningkatan jumlah teror di Eropa.

Dalam selebaran kampanye untuk menolak sistem kuota, Orban mencantumkan serangan Paris musim gugur lalu dan serangan di Brussels dan Nice, untuk menggarisbawahi hubungan antara imigrasi dan terorisme.

Hungaria hanya menerima sedikit migran dikarenakan negara itu menutup perbatasan bagian selatannya dengan Serbia dengan menggunakan pagar kawat berduri pada tahun lalu.

Polisi menutup wilayah luas di sekitar lapangan Oktogon di Budapest tengah dan meminta para penduduk untuk menjauhi gedung yang dekat dengan lokasi ledakan, media setempat melaporkan. Perempatan yang biasanya ramai penuh sesak dengan para saksi mata, termasuk para turis.

"Saya berada di sini untuk liburan dan saya bermalam di penginapan di ujung jalan, dan saya bersiap untuk menghadiri sebuah pesta," kata wisatawan asal Polandia, Olivia Sehildt, kepada Reuters.

"Tiba-tiba saya mendengar sebuah ledakan keras, daya melihat melalui jendela dan saya melihat banyak mobil berdatangan, polisi, pemadam kebakaran, dan banyak orang turun ke jalanan, kaca jendela pecah dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi," katanya.

Warga Hungaria, Kadosa Bencsy, mengatakan dia awalnya mengira itu merupakan sebuah serangan teroris.

"Pada awalnya, saya takut bahwa yang saya dengar adalah yang saya takutkan dan teror menyerang Hungaria juga," katanya di tempat kejadian itu.

"Saya harus mengatakan bahwa saya telah takut akan hal itu selama ini, kemungkinannya ada, bahwa dimanapun di Uni Eropa itu dapat terjadi," katanya.

(Uu.Ian/KR-MBR/B002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016