Jakarta (ANTARA News) - Pelaku mutilasi anak di Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Mutmainah (28), mengaku tidak merasa memotong bagian tubuh bayi A (1) anak kandungnya pada saat kejadian melainkan sebuah boneka.

Hal itu diungkapkan kakak kandung Mutmainah, Mohamad Wahidin (35), saat ditemui di rumah orang tua mereka di sebuah gang di Jalan Kebersihan, Kalideres, yang hanya berjarak sekira 500 meter dari TKP mutilasi di rumah kontrakan di Jalan Jaya 24 No. 24, Cengkareng Barat, Jakbar.

"Saat ditanya polisi apakah ada rasa penyesalan adik saya bilang 'Enggak karena yang saya potong boneka, tapi kenapa dia (A) mati," tutur Wahid, Selasa.

Masih menurut Wahid, Mutmainah mengaku melakukan mutilasi atas dasar agar salah seorang kakaknya yang menderita tunawicara, Nur, bisa berbicara kembali.

"Untuk mengobati kakaknya yang bisu ada lima syarat yang dilakukan yaitu kuping, lidah, kemaluan dan jari-jari kaki," katanya.

Namun saat ditanya syarat-syarat tersebut atas suruhan siapa, Mutmainah mengaku itu inisiatifnya sendiri.

"(Inisiatif) sendiri saja agar Mbak Nur bisa ngomong," ujar Wahid menambahkan.

Mutmainah, mengaku memutilasi tubuh bayi A yang dianggapnya boneka tersebut dengan sebuah pisau dapur yang sudah diasahnya di atas cobek.

"Saya potong pakai pisau dapur yang sudah diasah pakai cobek," kata Jaelani (67) Ayah Mutmainah menuturkan pengakuan putrinya.

Diketahui selain memutilasi A, Mutmainah juga mengiris telinga putri pertamanya CL (2).

Kasus tersebut telah dilimpahkan Polsek Cengkareng ke Polres Metropolitan Jakarta Barat, sementara Mutmainah juga menjalani serangkaian pemeriksaan kejiwaan di RS Polri Kramat Jati.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016