Jakarta (ANTARA News) - Pada 31 Maret 1962 terlahirkan seorang Mochamad Iriawan yang tumbuh kembang di kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat.

Saat ini, putra betawi itu menjabat Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya) dengan pangkat jenderal bintang dua atau Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol).

Dalam suatu kesempatan Iriawan mengaku bangga menjadi putra asli betawi berasal dari Tanah Abang yang kini menjabat Kapolda Metro Jaya.

"Kenapa jadi Kapolda Metro Jaya mungkin karena titisan dari Tanah Abang," kata Iriawan, baru-baru ini.

Iriawan mengawali karir kepolisian dengan menyandang pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda) seusai lulus mengikuti Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1984.

Selama 17 tahun berkarir, Iriawan dipercaya menjadi Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tegal pada 2001 dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Usai menjabat Kapolres Tegal selama tiga tahun, pria akrab disapa Iwan Bule itu menjadi Irbidops Inspektorat Pengawas Polda Metro Jaya pada 2004.

Selanjutnya, Iriawan dipercaya menjadi Kepala SPN Purwokerto Polda Jawa Tengah (2006-2008) dan Kabag Lekdik Rodalpers SDE SDM Polri (2008).

Tidak lama berselang, Iriawan yang berpangkat Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) ditunjuk menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (2008).

Saat itu, nama Iwan Bule mulai mencuat dengan adanya pengungkapan kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang melibatkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar.

Sebagai Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Iwan Bule mengungkap kasus yang menggemparkan tersebut karena melibatkan juga oknum polisi berpangkat Kombes Polisi dan beberapa pengusaha.

Lepas sebagai Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Iriawan menjabat Wadir I/Kamtranas Bareskrim Polri (2009) yang tidak kalah mentereng mengungkap kasus besar lainnya.

Pria asal Tanah Abang itu menjemput pemulangan tersangka kasus penggelapan pajak Gayus Tambunan dari Singapura ke Indonesia.

Karena keberhasilan itu, Polri menganugerahi pangkat jenderal bintang satu atau Brigadir Jenderal (Brigjen) Polisi Iriawan dengan jabatan Direktur Binmas Baharkam Polri pada 2010.

Dua tahun kemudian suami dari Novita Ariyanti itu menjabat Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2012-2013, berlanjut menjadi Kapolda Jawa Barat (2013-2015) dengan pangkat Irjen Polisi.

Karir Iriawan semakin "moncer" setelah ditarik menjadi Kepala Divisi Hukum Polri (2015-2016), Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (2016) hingga saat ini menjabat Kapolda Metro Jaya.


Program Terbaik

Iriawan menikah dengan Novita Ari dikaruniai lima anak yakni Mochamad Probandono Bobby Danuardi, Bianca Lusella Iriawan, Syahbana Bisma Iriawan, Mochamad Nathan Ananda dan Milad Berryl Iriawan.

Putra pertama yakni Mochamad Probandono Bobby Danuardi tercatat sebagai anggota Polri dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) saat ini menjabat sebagai Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Malang Kabupaten.

Iriawan mengaku "bangga" menyandang Kapolda Metro Jaya karena kembali ke tanah kelahiran dan menjadi kado terindah bagi orang tua dan keluarga.

Anggota Polri yang hobi olahraga ekstrim seperti motor trail, berenang dan lari itu menyeutkan Jakarta sebagai Daerah Ibukota menjadi barometer bagi daerah lain sehingga membutuhkan program dan pola pengamanan khusus.

Program yang digulirkan Iriawan yakni pergelaran personil pada titik rawan kemacetan setiap Senin pagi dan Jumat Sore, patroli skala besar dan kecil, pengembangan media manajemen center, pertemuan rutin dengan stake holder membahas isu aktual.

Kemudian kegiatan bakti sosial dan bakti kesehatan setiap dua pekan sekali pada area slum, peninjau langsung ke kawasan rawan konflik dan rawan ganggung kamtibmas, silaturahmi bersama tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemuda, mengarahkan anggota, serta pelaksanaan analisa dan evaluasi per pekan.

Iriawan juga menyatakan Polda Metro Jaya juga berupaya mengoptimalkan pelayanan publik berbasis informasi teknologi, pembangunan pelayanan satu atap Samsat, SIM, SKCK dan SPKT.

Terkait gangguan kamtibmas, jenderal polisi bintang dua itu mengungkapkan tingkat kejahatan di wilayah hukum Polda Metro Jaya pada Januari-Agustus 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama 2015.

"Hal itu terus kita tingkatkan dengan efektifitas dan efisiensi pencegahan kejahatan mulai dari fungsi pembinaan masyarakat untuk PAM swakarsa, intelijen dan patroli," tutur Iriawan.

Salah satu program unggulan lainnya yang akan dikembangkan yaitu program pelayanan publik aplikasi berbasis android "Sistem Informasi "Sistem Informasi Aplikasi Pelaporan Polda Metro Jaya" (SIAP-PMJ).

Dijelaskan Iriawan, aplikasi itu akan masyarakat melaporkan suatu kejadian melalui foto maupun video yang dikirimkan ke Polda Metro Jaya sebagai "command center" untuk ditindaklanjuti polisi maupun petugas pos polisi terdekat.

Hal itu dapat memberikan pelayanan optimal polisi terhadap publik sehingga masyarakat semakin dekat dengan aparat kepolisian.

Oleh Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016