Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengungkapkan pandangannya tentang tantangan yang dihadapi Jakarta di masa mendatang, dengan titik berat bagaimana menekan tingkat kesenjangan pengeluaran antara yang terkaya dan termiskin atau rasio gini.

"Tantangan ke depan bagi Jakarta adalah bagaimana jurang antara yang kaya dan miskin diperkecil," kata Djarot dalam sambutan deklarasi kelompok relawan Dulure Djarot di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu petang.

Data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Jakarta merupakan provinsi dengan rasio gini tertinggi keempat se-Indonesia, sebesar 0,411, yang berada di atas rata-rata rasio gini nasional sebesar 0,397.

Djarot menekankan bahwa rasio gini harus bisa diturunkan sekecil mungkin.

Djarot yang kembali maju mendampingi petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama untuk maju di Pemilihan Gubernur DKI 2017 mendatang, mengaku berencana menjalankan sejumlah program pembangunan untuk menekan rasio gini di Jakarta.

"Caranya bagaimana, yaitu dengan memberi akses mudah kepada pengusaha mikro, kecil dan menengah serta memberdayakan pasar tradisional. Lewat pembangunan pusat perkulakan besar akan membantu menghidupi pasar tradisional," katanya.

"Selain itu dengan memberi kredit rendah kepada pengusaha kecil dan menyediakan PKL tempat yang kayak, dengan ini rasio gini akan semakin pendek. Dengan itu semua kita bisa berkontribusi positif kepada warga Jakarta," ujarnya menambahkan.

Selain itu, Djarot juga bercita-cita mengembalikan derajat Jakarta sebagai Ibu Kota Negara sekaligus mensejajarkan dengan kota-kota besar lain di dunia lewat peningkatan indeks pembangunan manusia, yang saat ini berada di tingkat 78,99.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016