Meksiko (ANTARA News) - Beberapa negara di Amerika Latin menggalang solidaritas untuk Haiti pasca-hantaman badai Matthew yang menewaskan 800 orang dan menyebabkan kerugian material yang besar.

Makanan, air kemasan, kasur, mesin untuk membersihkan puing-puing bangunan dan staf medis dikirim guna membantu para korban, demikian dikutip dari laporan Xinhua.

Venezuela adalah negara pertama yang mengambil tindakan dan mengirim banyak bantuan kemanusiaan, di mana yang terakhir dikirim pada Jumat.

Bantuan tersebut berisi 660 ton makanan, obat-obatan, air, selimut dan kasur. Selain itu, terdapat 450 ton mesin-mesin berat untuk membersihkan puing-puing dan merehabilitasi jalan.

Selain itu, Kuba, yang meskipun ikut menderita karena badai Matthew, pada Jumat mengumumkan mengirimkan 38 dokter spesialis untuk Haiti, yang terdiri dari Kontingen Internasional Dokter Khusus dalam Situasi Bencana dan Wabah serius.

Sementara itu, Meksiko juga menyampaikan solidaritasnya kepada Haiti. Presiden Enrique Pena Nieto mengatakan bahwa Meksiko ikut berbela sungkawa atas bencana yang merenggut ratusan nyawa di Haiti.

Bantuan kemanusiaan dan bantuan selama tahap pemulihan akan dikirim dari Meksiko, kata Enrique.

Pemerintah Mauricio Macri di Argentina juga menginformasikan bahwa mereka telah memobilisasi helm biru Argentina yang berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB di Haiti (Minustah) untuk berkolaborasi memberikan bantuan kemanusiaan.

Dalam siaran pers, kementerian pertahanan Argentina mengatakan bahwa 25 dari 76 laki-laki dan perempuan yang bekerja di rumah sakit militer Angkatan Udara Argentina, yang terletak di Port-au-Prince, sudah terdaftar untuk membantu.

Presiden Bolivia, Evo Morales, menyatakan simpatinya untuk rakyat Haiti dan menyalahkan pemanasan global mengakibatkan terjadinya bencana alam.

"Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk mengungkapkan solidaritas Bolivia dengan rakyat Haiti," kata Morales saat upacara publik.

Menurut Morales, pemanasan global menyebabkan pengaruh yang sangat buruk di beberapa negara di dunia dengan insiden iklim yang berbeda seperti kekeringan, hujan lebat dan badai.

Costa Rica, Brazil dan Uruguay juga menyatakan simpati mereka kepada Haiti dan melalui kementerian luar negeri, mereka menawarkan dukungan dan bantuan mereka ke pulau Karibia itu.

Di Haiti, sekitar 20.000 rumah hancur, lebih dari 15.600 orang dievakuasi dan korban tewas bisa mencapai lebih dari seribu.

Selain itu, masalah seputar komunikasi, listrik dan jalan menambah besarnya kerusakan, demikian disampaikan Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).

Badai Matthew  merupakan salah satu yang terkuat di Atlantik tropis sejak badai Felix pada 2007.

Salah satu konsekuensi yang paling mengkhawatirkan di Haiti adalah kemungkinan kembalinya wabah kolera yang belum sepenuhnya diberantas sejak gempa 2010.

Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016