Beirut, Lebanon (ANTARA News) - Pesawat-pesawat tempur Rusia melanjutkan pengeboman di wilayah Aleppo timur yang dikuasai pemberontak pada Selasa (11/10) setelah beberapa hari yang relatif tenang menurut seorang pejabat pemberontak dan kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Serangan udara sebagian besar mengenai wilayah Bustan Al Qasr, kata Zakaria Malhifji dari kelompok pemberontak Fastaqim di Aleppo kepada wartawan Reuters.

"Ada pengeboman baru dan itu gencar," ujarnya.

Observatorium mengatakan jumlah korban tewas akibat pengeboman Bustan Al Qasr, Fardous dan wilayah lainnya meningkat menjadi setidaknya 25 orang, dan sejumlah orang lainnya terluka.

Sedikitnya 50 warga sipil tewas karena sejumlah serangan terhadap bagian-bagian kota dan desa yang diduduki pemberontak menurut warga setempat dan pekerja penyelamat.

Di Bustan Al Qasr, warga mengatakan serangan itu mengenai sebuah pusat medis dan sebuah taman bermain anak-anak.

Tentara Suriah, yang didukung oleh milisi yang dibantu oleh Iran, juga mengatakan bahwa mereka telah memperkuat kendali mereka atas Al Jandoul di sebuah persimpangan besar yang ada di bagian utara Aleppo.

Moskow dan Damaskus mengurangi serangan udara mereka di kota bagian utara minggu lalu. Militer Suriah mengatakan itu dilaksanakan sebagian untuk memperbolehkan warga meninggalkan wilayah-wilayah yang diduduki oleh oposisi.

Pemerintah Suriah mengatakan pemberontak yang bersembunyi di Aleppo bisa meninggalkan lokasi bersama keluarga mereka jika mereka meletakkan senjata.

Para pemberontak menyebut tawaran itu sebagai sebuah pembohongan.

Presiden Bashar Al Assad berusaha untuk merebut kembali Aleppo sepenuhnya. Kota itu merupakan kota terbesar Suriah sebelum perang meletus lima setengah tahun lalu, yang telah membagi kota itu antara wilayah yang diduduki oleh pemerintah dan pemberontak.

Sekutu Rusia Assad sementara itu telah memperkuat pasukannya di Suriah setelah gencatan senjata sementara runtuh bulan lalu.

Sejak Rusia campur tangan dalam konflik itu satu tahun lalu, pemerintah telah memperoleh kemenangan di sejumlah lokasi, termasuk di Aleppo, di mana oposisi sepenuhnya mengepungnya selama berminggu-minggu.

Para pemberontak telah bergerak di tempat lain, termasuk di provinsi Hama yang ada di bagian selatan, tempat mereka menduduki sejumlah kota dan desa bulan lalu.

Namun dalam beberapa hari terakhir pasukan pemerintah telah berhasil merebut kembali sejumlah wilayah.

Di kota Deraa yang ada di bagian selatan, yang terbagi atas wilayah yang diduduki pemerintah dan pemberontak, serangan pemberontak ke sebuah sekolah menewaskan setidaknya lima orang, termasuk anak-anak, menurut laporan Observatorium dan media pemerintah.

Pemberontak menyangkal serangan itu. Warga melaporkan jumlah korban tewas yang sama.

Dekat perbatasan dengan Turki, pemberontak yang didukung oleh Turki dan koalisi pimpinan Amerika Serikat mendekati Desa Dabiq yang diduduki oleh ISIS.

Kelompok Tentara Pembebasan Suriah (FSA) telah bergerak ke arah selatan ke dalam wilayah ISIS dalam sebuah operasi yang dibant oleh Turki sejak 24 Agustus lalu, dan telah merebut sejumlah desa dekat Dabiq dalam beberapa hari sebelumnya.

Namun ratusan ranjau darat yang ditanam oleh para militan menghambat pergerakan mereka menurut pemberontak.

Militan merebut kembali Desa Ihtimlat dan Kafra dalam kurun waktu beberapa jam setelah pasukan FSA merebut wilayah itu menurut pemberontak.

"Mereka menanam ratusan ranjau darat di sepanjang garis pertahanan depan mereka," kata seorang pemberontak dari kelompok Failaq Al Sham.

Saat ini tujuan pasukan FSA adalah untuk merebut kembali kota Soran, markas ISIS di wilayah itu, sebelum bergerak ke Dabiq, kata dia. (Uu.Ian/KR-MBR)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016