Bogor (ANTARA News) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebutkan, penguatan inovasi dan teknologi menjadi kunci Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).

"Kalau mau keluar dari jembakan middle income dengan mengembangkan teknologi melalui pendekatan inovatif," kata Bambang dalam seminar Pekan Inovasi Teknologi LIPI 2016, di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Bambang menyebutkan, selama hampir 12 tahun Indonesia belum bergerak-gerak dari jembakan negara middle icome. Sejak tahun 1950 Indonesia masih dikategorikan negara miskin, atau berpendapatan rendah, bersamaan dengan Korea Selatan dan Taiwan.

Tahun 1990, perekonimian Indonesia bergerak, naik ke kelas ekonomi menengah, tetapi kategori rendah, lalu jatuh lagi di tahun 1998. Tahun 2004, kembali menjadi negara "middle income", tetapi tetap berada di bawah.

"Kita sudah naik kelas tetapi masih tetap di kelas itu, yakni berpendapatan menengah. Belum menunjukkan ke arah baik," katanya.

Menurutnya, belum banyak negara yang loso menjadi negara berpendapatan tinggi, dan terjebak di middle income trap. Namun ada beberapa negara yang lolos seperti Korea Selatan dan Taiwan. belum banyak negara yang lolos menjadi negara berpendapatan tinggi.

"Cara Korea Selatan dan Taiwan lolos dari negara berpendapatan menengah, dengan menguasai teknologi. Tahun 2008 mereka buktikan menjadi tuan rumah Asian Games," katanya.

Ia mengatakan, apa yang dilakukan oleh Korea Selatan dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia untuk mengembangkan teknologi dan inovasinya. Sehingga tidak lagi mengandalkan sumber daya alam yang tersedia.

"Indonesia terlalu nyaman dengan kekayaan sumber dayanya. Korea tidak mempunyai sumberdaya, sehingga mereka harus bertahan, dengan mengembangkan manufaktur, dan teknologi, inovasi," katanya.

Bambang menyebutkan, teknologi saya tidak cukup, harus ada kemampuan yang sama dengan Korea Selatan yang memiliki strategi teknologi yang bisa diterima oleh pasar.

"Inovasi berbasis pengetahuan menjadi penting, mendorong inovosi, teknopreneurs. Kita sudah harus mulai berfikir apa yang menjadi keunggulan Indonesia. Inovasi yang bisa langsung membuat dampak, bisa menciptakan lapangan kerja baru, manfaat inovasi dalam teknologi harus jelas," katanya.

LIPI menggelar Pekan Inovasi Teknologi 2016 dalam rangka mendorong hilirisasi produk hasil riset yang dapat membuka peluang usaha baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016