Denpasar (ANTARA News) - Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) pertama kali mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah pelaksanaan sidang umum ke-110 FAI induk olahraga dirgantara dunia yang berlangsung selama tiga hari di Nusa Dua, Bali.

Asisten Potensi Dirgantara (Aspotdirga) Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsda/Marsekal Muda Umar Sugeng Haryono membuka Federasi Aeronautika Internasional (FAI) General Conference yang ke 110, Kamis malam.

Ia mengatakan, untuk pertama kalinya dalam sejarah FAI, yang didirikan 14 Oktober 1905, para petinggi dan atllet berprestasi olahraga dirgantara dunia berkumpul di Bali.

Hal itu, menunjukkan bahwa Indonesia semakin diakui prestasi dan potensinya dalam olahraga dirgantara dan "Aerosport Tourism" atau wisata olahraga udara.

Marsekal Muda Umar Sugeng Haryono menambahkan, FAI rutin melaksanakan sidang umum setahun sekali. Pada kesempatan tersebut, peserta berkesempatan hadir sekitar 150 orang perwakilan dari 46 negara.

"Di tengah krisis global dan tuan rumah dari Asia, keterwakilan peserta dengan jumlah tersebut sudah cukup luar biasa," ujar Sugeng Haryono.

Selama kegiatan berlangsung di Bali membahas agenda kegiatan hingga tahun 2019, karena agenda tahun 2017 telah ditetapkan pada konferensi sebelumnya di Pattaya, Thailand.

Selain itu dibahas pula mengenai peratuan pertandingan serta informasi terbaru setiap cabang Aero Sport yang ada di seluruh dunia, serta kerjasama dengan sponsor-pendukung.

Ia menjelaskan, FASI yang menjadi anggota FAI sejak 1972, sudah mampu mencetak juara Seri Piala Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (PGAWC) Putri atas nama Ifa Kurniawati (2010), Milawati Sirin (2011) dan Lis Andriana (2012-2014) serta juara Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) Putra 2015 atas nama Dede Supratman.

Aspotdirga KSAU Marsda/Marsekal Muda Umar Sugeng Haryono mengaku, pihaknya telah mempersiapkan cabang Paralayang dalam Asian Games 2018 Indonesia. Oleh karena itu, Dewan Olimpiade Asia (OCA) sadar betul, pentingnya olahraga dirgantara semakin dikembangkan di Asia.

Ia mengharapkan, kegiatan tersebut dapat meningkatkan minat generasi muda di tanah air menggeluti olahraga dirgantara.

"Bagi warga dunia, agar menjelajah Indonesia dengan berwisata olahraga udara," ujar Sugeng Haryono.

Sementara itu, Presiden FAI Dr. John Grubbstrom mendukung program FASI untuk meningkatkan minat generasi muda lebih menggeluti olahrga digantara.

"Olahraga digantara menjungjung tinggi sportivitas, tanpa kecurangan dan disiplin," ujar Dr. John Grubbstrom.

FAI menaungi lebih dari 10 cabang olahraga dirgantara, diantaranya Aerobatik, Aeromodeling, Balon Udara, Layang Gantung (Gantolle), Gantolle Bermotor (Microlight), Paralayang, Paramotor, Terbang Layang, Terjun dan Pesawat Swayasa.

Pada kesempatan tersebut, malam anugerah bagi para pemecah rekor dan pilot berprestasi dunia terbaik. Sehingga Indonesia menjadi momen bersejarah bagi pilot yang merupakan sebutan untuk atlet olahraga dirgantara seluruh dunia.

Dalam memeriahkan kegiatan tersebut, menyelenggarakan kegiatan Bali Aerosport Show 2016 dengan peragaan Jupiter Aerobatik Team (JAT) dari TNI AU di kawasan Nusa Dua, Paramotor lepas landas di Water Blow, Nusa Dua dan terbang lintas Lapangan Renon, Denpasar, Sabtu (15/10).

Selain itu direncanakan pemecahan rekor terbang bersama Paralayang sebanyak 110 pilot di Bukit Timbis, Nusa Dua pada Minggu (16/10) pukul 13-16 Wita. Rekor sebelumnya di tempat yang sama adalah 99 pilot pada tahun 2009.

Selain itu, pembuatan rekor terbang bersama 50 paramotor, lepas landas di Pantai Mertasari, Sanur lalu terbang lintas Lapangan Renon, Denpasar dan pembuatan rekor terbang bersama 30 Gantolle di Bukit Timbis, Nusa Dua.

Pewarta: I Wayan Artaya/Gembong Ismadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016