Jayapura (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo minta pembangunan infrastruktur kelistrikan di Provinsi Papua dan Papua Barat diselesaikan tahun 2019 supaya rasio elektrifikasi wilayah itu bisa meningkat menjadi 90 persen.

"Sampai saat ini elektrifikasi di Papua baru 47 persen, saya mau 2019 elektrifikasi sudah 90 persen," katanya saat meresmikan enam infrastruktur kelistrikan Papua di Jayapura, Senin.

Presiden menyadari PLN menghadapi banyak kendala dalam membangun infrastruktur listrik di Tanah Papua.

"Saya tahu medannya berat, inilah tantangan program yang ada di Papua dan Papua Barat, tapi saya minta semuanya dimajukan. Saya minta target ini bisa dipenuhi," kata dia.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan perusahaan sedang membangun infrastruktur kelistrikan di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Menurut dia, PLN sedang membangun pembangkit baru berkapasitas total 253 MW di 13 titik di Papua dan Papua Barat, transmisi sepanjang 246 KM Sirkit dan delapan Gardu Induk dengan nilai investasi Rp7 triliun.

Presiden Joko Widodo hari ini meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Air Orya Genyem (20 MW), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Prafi Manokwari (3 MW), Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 KV Genyem-Waena-Jayapura (174,6 KM), SUTT 70 KV Holtekam-Jayapura (43,4 KM), Gardu Induk Waena-Sentani 20 MVA, dan GI Jayapura 20 MVA.

Selama di Papua, Presiden dijadwalkan meresmikan proyek-proyek PLN, membagikan makanan tambahan di Kabupaten Jayapura, dan meninjau proses pembangunan Pasar Mama-Mama Papua di Kota Jayapura.

Besok Presiden akan bertolak ke Kabupaten Yahukimo untuk meresmikan Bandar Udara Nop Goliat Dekai, lalu meresmikan program satu harga bahan bakar minyak di Papua, dan meninjau pesawat BBM Air Tractor AT-802.


Pewarta: Dhias Suwandi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016