Dengan tambahan kapasitas tersebut, posisi industri pulp Indonesia akan naik menjadi peringkat ke-5 di dunia.”
Jakarta (ANTARA News) - Industri pulp dan kertas dinilai berpotensi tumbuh signifikan karena memiliki ketersediaan bahan baku dan pasar domestik yang cukup besar serta didukung dengan penerapan teknologi canggih.

“Bukti industri pulp dan kertas kita mempunyai daya saing kuat, dibuktikan dengan negara-negara lain yang mengenakan kita dumping seperti Turki, Australia, Amerika dan Jepang,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat siaran pers di Jakarta, Selasa.

Airlangga menyampaikan hal tersebut usai menghadiri Kongres Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) 2016 di Jakarta.

Menurut Airlangga, industri pulp dan kertas di dalam negeri akan memiliki potensi pertumbuhan yang cukup signifikan.

Salah satu faktor pendorongnya adalah upaya Pemerintah yang mengusulkan agar sektor ini masuk dalam kelompok sektor industri yang mendapatkan harga gas kompetitif.

“Kementerian Perindustrian telah mengusulkan industri pulp dan kertas untuk dimasukkan dalam kelompok bidang industri pengguna gas harga tertentu pada revisi Perpres No. 40 tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi,” kata Airlangga.

Airlangga menambahkan, peluang pengembangan industri pulp dan kertas di dalam negeri cukup terbuka karena didukung dengan ketersediaan sumber bahan baku kayu dari hutan tanaman industri dan hutan rakyat serta bahan baku non kayu seperti tandan kosong kelapa sawit, kenaf, dan abaca.

“Selain itu, iklim tropis di negara kita memungkinkan tanaman dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan di daerah sub tropis,” ujarnya.

Terkait perkembangan investasi di sektor berbasis hasil hutan ini, Airlangga menyampaikan, tahun depan akan diresmikan pabrik pulp dan kertas di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dengan nilai investasi sebesar Rp40 triliun untuk tambahan kapasitas pulp sebanyak 2,8 juta ton per tahun.

“Dengan tambahan kapasitas tersebut, posisi industri pulp Indonesia akan naik menjadi peringkat ke-5 di dunia,” ungkapnya.

Selama beberapa tahun terakhir, Airlangga menambahkan, pertumbuhan industri pulp dan kertas nasional mengalami pasang surut sehubungan dengan tantangan yang dihadapi baik dari dalam maupun luar negeri.

Pertumbuhan sektor ini mengalami penurunan sekitar 2,89 persen pada tahun 2012 dan 0,53 persen tahun 2013.

“Sebagai salah satu industri prioritas yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional, kami terus mendorong industri pulp dan kertas nasional dapat tumbuh lebih baik lagi ke depannya,” papar Airlangga.

Untuk itu, Pemerintah dan pelaku usaha, termasuk yang tergabung dalam APKI, perlu bersinergi lebih kuat dalam rangka mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi industri pulp dan kertas nasional saat ini.

"Apalagi, industri pulp dan kertas memiliki peranan cukup penting dalam perekonomian nasional,” jelasnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016