Kami perlu membina anak-anak untuk belajar serta membujuk orang tuanya agar mempercayai akademi untuk membentuk hal yang bagus di masa depan."
Paris (ANTARA News) - Akademi sepak bola sudah menjadi bagian tak terpisahkan dengan klub karena dari sistem pendidikan itulah muncul bibit-bibit pesepakbola muda yang kelak akan menjadi tulang punggung klub di masa mendatang.

Klub Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), memperhatikan pentingnya pembinaan sepak bola di usai muda dengan mengoptimalkan akademi yang mereka miliki di Paris maupun sekolah sepak bola PSG di negara lain.

ANTARA News berkesempatan melihat akademi sepak bola PSG di UrbanSoccer, yang berjarak sekitar 30 menit dari Stadion Parc des Princes, Paris.

Akademi sepak bola PSG diklaim menjadi salah satu yang terbesar di Paris dengan total siswa lebih dari 2.500 anak setiap tahunnya yang terbagi dalam berbagai kelas usia, antara lain 5-7 tahun, 7-11 tahun dan 11-16 tahun.

Frederic Longuepee selaku general manajer bisnis PSG mengatakan bahwa PSG serius membangun akademi sepak bola di berbagai negara guna menyiapkan generasi pesepakbola di masa mendatang.

"Kami perlu membina anak-anak untuk belajar serta membujuk orang tuanya agar mempercayai akademi untuk membentuk hal yang bagus di masa depan," kata Frederic Longuepee kepada wartawan di Stadion Parc des Princes, Paris.

Lebih lanjut, PSG menyatakan bahwa akademi sepak bola adalah proyek klub agar setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan kesempatan latihan dan menunjukkan bakatnya di hadapan para pelatih PSG.

Akademi PSG memiliki 50 pelatih yang memimpin sesi latihan setiap hari. Setiap anak berkesempatan latihan dua kali tiap pekan dengan materi sepak bola dasar dan unjuk kebolehan dalam pertandingan antar tim dengan format lima melawan lima pemain.

Victor, seorang pelatih akademi PSG untuk anak usai 11 tahun mengatakan pihaknya mengajarkan beberapa hal dasar dalam sepak bola antara lain menendang, mengumpan, dan berlari mengejar bola.

"Usia muda sangat bagus untuk berkembang dan kami melatih teknik menendang, mengumpan, dan dasar-dasar lainnya," kata Victor.

Sejumlah siswa akademi ini berhasil menembus masuk tim PSG antara lain gelandang tengah Lorenzo Callegari dan bek kanan Erick Jordan.

Ingin menjadi Ibrahimovic

Ada cerita unik saat ANTARA News berkunjung ke lapangan latihan akademi PSG. Seorang anak asal Bulgaria bernama Miroslav (13) ingin menjadi pesepakbola hebat seperti Zlatan Ibrahimovic, bekas pemain PSG yang kini memperkuat Manchester United.

Miroslav yang mengaku satu tahun menuntut ilmu di akademi ini menyatakan ingin sekali memperkuat PSG di masa mendatang karena klub berlogo Menara Eiffel itu adalah klub favoritnya.

"Ini klub favorit saya. Mungkin setelah lima tahun saya bisa berada di stadion. Saya ingin bermain untuk klub favorit saya, dan saya mau bermain untuk PSG," kata Miroslav didampingi pelatihnya, di lapangan akademi PSG, Paris.  

Miroslav memiliki ibu yang berasal dari Bulgaria, sehingga ia belum fasih berbahasa Prancis. Ia menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan teman-temannya di lapangan sepak bola.

"Sangat sulit (tidak bisa bahasa Prancis), tapi ada pelatih yang menjelaskan apa yang harus saya lakukan. Lagipula ada pemain di sini yang bisa berbahasa Inggris walaupun sedikit," kata dia.

Lebih lanjut, Miroslav mengaku sangat memgidolakan pesepakbola Swedia Zlatan Ibrahimovic. "Zlatan Ibrahimovic, itu mimpi saya."

Untuk mengejar mimpi itu, Miroslav bertekad akan terus berlatih dang mengasah kemampuannya terutama pada teknik-teknik sepak bola menyerang karena ia ingin menjadi seorang striker seperti Ibrahimovic.

PSG Foundation

Bersebelahan dari kamp latihan tim utama Paris Saint-Germain terdapat lapangan-lapangan terbuka yang menjadi lokasi anak-anak bermain sepak bola di bawah naungan PSG Foundation.

PSG Foundation merupakan bentuk tanggung jawab sosial klub yang sudah dilakukan sejak 16 tahun lalu dan sudah melibatkan 180 anak yang kurang beruntung maupun menderita penyakit.

Christine Le Gal selaku director PSG Foundation mengatakan kegiatan ini melibatkan sekitar 200 orang pendidik serta bekerja sama dengan Rumah Sakit anak Necker Children's Hospital.

"Memberikan pendidikan olahraga pada anak usia 7-11 tahun," kata Christine Le Gal di lapangan latihan PSG Foundation, Paris.

Christine mengatakan seluruh kegiatan yang dibiayai PSG Foundation juga menyediakan pendidikan formal dengan porsi yang seimbang dengan pendidikan sepak bola dan olahraga lainnya.

"Untuk membantu anak-anak agar lebih percaya diri," lanjut Christine.

Menurut pengamatan, anak-anak tersebut mengikuti latihan dengan riang gembira sambil belajar beradaptasi dengan orang lain dan membangun kepercayaan diri dalam sebuah tim.

Anak-anak tersebut melakukan game ringan di lapangan antara lain adu penalti secara bergantian, latihan mengumpan dan berlari sambil menggiring bola.

Video:

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016